ITS News

Selasa, 16 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Karya ITS Dapat Acungan Jempol Presiden

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Nama ITS benar-benar sudah di hati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Betapa tidak, selang beberapa hari setelah meminta ITS untuk menyumbangkan ide keratifnya pada pemerintah terhadap penggunaan ICT (Information and Communication Technology) dalam telekonferensi acara Dies Natalis ke-44 ITS 10 November, pekan lalu tepatnya 24 November, saat membuka Pameran Peralatan Perang Internasional di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Presiden sempat mampir di stand ITS pada pameran tersebut.

"Kami merasa beruntung karya yang kami tampilkan dipuji dan mendapat perhatian Presiden. Cukup lama presiden mengunjungi stand dan berbicara tentang hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pengembangan teknologi pertahanan," kata Dr Ir Achmad Jazidie MEng, Pembantu Rektor III ITS, yang mendampingi Presiden pada kunjungan ke stand ITS itu.

Tidak banyak memang yang disampaikan Presiden dalam kunjungan sekitar 7 menit di stand ITS itu, tapi, kata Jazidie menambahkan, dari keinginan Presiden untuk mengajak perguruan tinggi atau akademisi di dalam membuat kebijakan strategis di bidang pertahanan, bersama-sama pusat penelitian, dan dunia industri, untuk meningkatkan kemampuan dan pengembangan teknologi persenjataan dan keamanan secara nyata, membuktikan kalau beliau serius ingin bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam hal ini ITS.

Seperti diberitakan banyak media, saat pembukaan Indo Defence 2004 Expo & Forum di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Rabu (24/11), Presiden meminta kepada Dephan, TNI, dan Polri dapat terus bekerja sama dengan akademisi, pusat-pusat penelitian dan pengembangan, serta dunia usaha dan industri. Dengan tiga pilar itu, kata Presiden, kemampuan dan pengembangan teknologi persenjataan dapat kita tingkatkan secara nyata di waktu-waktu mendatang.

Pameran yang mengambil tema Regional Defence Strategies: Cooperation in a Changing World itu diikuti 250 perusahaan dari 28 negara yang memamerkan teknologi pertahanan terbaru. Sejumlah negara peserta membuka paviliun ukuran besar, seperti Malaysia, Korea Selatan, Belanda, Jerman, Rusia, Polandia, Perancis, dan Kanada. Dari jumlah peserta itu hanya ada dua perguruan tinggi yang berpartisipasi, ITS Surabaya dan ITB Bandung.

ITS menampilkan tiga peralatan teknologi yang memang diperuntukkan bagi pengembangan pertahanan, masing-masing war gaming systems, teknologi simulasi perang yang bisa diaplikasikan untuk kepentingan-kepentingan latihan perang dalam bentuk yang sebenarnya. "Teknologi yang kami kembangkan menyangkut bagaimana membaca kekuatan lawan serta bagaimana mengatasinya dengan cara mengirim bantuan atau pasukan dan tim menyelamat lainnya. Semuanya bisa disimulasikan dalam hitungan waktu yang tepat," katanya.

Dikatakan Jazidie, teknologi ini amat sangat dibutuhkan oleh Indonesia yang memiliki wilayah kepulauan cukup luas. "Dalam prakteknya kita tidak mungkin menempatkan peralatan pertahanan terkonsentrasi di satu tempat, selain butuh biaya cukup besar, juga jumlah personil yang mampu mengoperasikannya menjadi persoalan tersendiri. Karena itu melalui teknologi ini kita bisa memprediksi kapan waktu yang tepat memindahkan peralatan pertahanan dari satu lokasi atau tempat ke lokasi lain, jika sewaktu-waktu di salah satu daerah mendapatkan ancaman keamanan," katanya.

Bukan hanya itu, katanya menjelaskan, war gaming systems, ini juga bisa digunakan untuk menginformasikan kekuatan lawan yang sedang bergerak dari satu titik ke titik lain, sehingga kita juga bisa mengantisipasinya. "Saya dengar teknologi ini juga dikembangkan di Taiwan di dalam memantau kekuatan Cina," katanya.
Lindung Ruang Udara

Teknologi lain yang dipamerkan ITS adalah system transmisi data air situation. Teknologi ini dibuat untuk melindungi ruang udara Indonesia atau lebih tepatnya membantu mengamati ruang udara nasional, sehingga lalu lintas penerbangan di wilayah udara Indonesia dapat dipantau secara real time. "Teknologi ini merupakan sebuah langkah berani yang dilakukan ITS bersama Komando Pertahanan Udara Nasional, karena peralatan ini mengintegrasikan radar sipil dan militer. Ini dilakukan di tengah kelesuan penyediaan suku cadang radar," katanya.

Dikatakan mantan Ketua Jurusan Teknik Elektro ini, konsep penggelaran radar pertahanan udara ini selain untuk melindungi obyek vital nasional juga untuk menegakkan kedaulatan dan kepentingan Negara di atas wilayah udara nasional. "Beberapa waktu lalu, kami sudah memanfaatkannya ketika ada salah satu pesawat AS yang menerobos masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin, dan lewat peralatan yang kami buat ini, dapat terdeteksi, lalu pihak angkatan udara RI melakukan pengejaran untuk tidak menerobos masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin," katanya.

Sedang teknologi ketiga yang dipamerkan ITS berkait dengan sisitem radar untuk kepentingan TNI Angkatan Laut. Sistem kerjanya hampir sama, hanya saja digunakan untuk memantau daerah atau batas laut, melalui penggunaan satelit. "Januari mendatang seperti dijanjikan Presiden beberapa perguruan tinggi akan diundang untuk duduk bersama-sama memikirkan tentang konsep teknologi pertahanan. ITS yang selama ini telah menjalin kerja melalui pengembangan teknologi pertahanan siap untuk berpartisipasi lebih besar lagi," kata Achmad Jazidie. (Humas/bch)

Berita Terkait