ITS News

Sabtu, 27 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kampanyekan Legalitas Software Di Kampus

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Masyarakat Indonesia saat ini sudah sangat akrab dengan teknologi informasi. Hal ini bukan karena kebutuhan saja namun sudah menjadi life style dan trend bagi kalangan eksekutif dan kaum muda, termasuk mahasiwa. Kekuatan dan kecepatan software PC menjadi acuan utama masyarakat sebelum menentukan pilihannya. Hal ini memacu para produsen untuk adu kecanggihan produk digital

Hal itu dikemukakan oleh Chandra, Sekjen Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Jawa Timur, di dalam workshop " Kiat Optimasi Kerja PC Anda," Senin (16/6) kemarin. Selain menghadirkan Chandra sebagai salah satu pembicara, dalam acara yang dihadiri 150 peserta itu, tampil pula Antonius A, General Manager PT Data Soft Wisesa Padma.

Anton, panggila akrab Antonius, mengulas peranan IT di masyarakat. Dikatakannya, IT sudah memasyarakat, namun kesadaran untuk memakai software yang berlisensi masih sangat rendah. "Kampus sebagai agen of change harus memulainya," ujarnya dalam even yang didukung oleh tabloid PCplus dan Gygabyte ini. Kampus, lanjut Anton, merupakan lahan pendidikan dan perkembangan Iptek yang harus sadar perihal legalitas produk. Selain itu, kesadaran pemakaian software yang memiliki lesenssi akan lebih memberi dampak positif terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasioanal ke masa depan. "Ini mengurangi anggapan buruk investor tentang kebiasaan orang kita," terangnya.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Chandra, "Untuk menghapus budaya pembajakan atau copy software tidak semudah membalikkan telapak tangan," ujar pengurus teras Apkomindo itu. Memang untuk sosialisasi dan proses perubahan budaya pembajakan itu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Tetapi, bila copy software terus berlanjut maka dikawatirkan akan membuat down pencipta dan pencetus ide software. Efeknya mereka akan menolak untuk mempublikasikan karyanya. "Saya berharap lewat sosialisasi di berbagai kampus ini sedapat mungkin mengubah budaya yang buruk ini," tutupnya di acara yang diselenggarakan oleh Himatektro ini.(mut/har)

Berita Terkait