ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kampanye Rektor ITS Ricuh

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SURABAYA – Kampanye hari pertama pemilihan rektor ITS periode 2003-2007 kemarin diwarnai kericuhan. Gara-garanya, puluhan aktivis BEM (Badan Eksekutif mahasiswa) ITS menggelar demo di tempat kampanye para kandidat rektor di Plasa Dr Angka kampus ITS Sukolilo. Mereka menolak mekanisme panjeringan kandidat rektor yang tidak melibat BEM.

Aksi demo ini dimulai sekitar pukul 10 pagi, tepat saat para kandidat rektor memulai orasinya. Sekitar 50 aktivis BEM, berkumpul sambil membentangkan berbagai poster. Di antaranya bertuliskan ITS Milik Bersama, Bukan Kapitalis Rekto; Sistem Harus Mulai Dari Nol, Hentikan Pembodohan Terhadap Mahasiswa dan berbagai poster lainnya.

Unjuk rasa aktivis mahasiswa ini sempat mengganggu jalannya kampanye. Pasalnya, mereka berorasi menggunakan megaphone. Apalagi, jaraknya cuma 10 meter tepat di depan para kandidat rektor. Tak pelak, suasana menjadi gaduh. Ketika Prof Hadi Sutrisno -salah seorang kandidat-menyertakan pelawak Dargombes untuk membacakan visi dan misinya, para pendemo tetap tidak terpengaruh. Bahkan, dengan kompak mereka meneriakkan kata "Tolak" berkali-kali.

Meski demikian, panitia pemilihan rektor tak mau mengalah. Mereka memutuskan tetap melanjutkan acara kampanye. Akibatnya, dalam satu tempat terjadi dua orasi yang berlawanan. Yaitu, orasi kandidat rektor dan orasi pendemo yang menolak semua nama kandidat.

Untungnya, sound system milik panitia lebih keras dibanding megaphone milik para pendemo. Aksi demo ini baru bubar saat ke 8 kandidat rektor usai berorasi.

Menurut Presiden BEM ITS Nugroho Fredivianus, aksi demo ini merupakan ungkapan kekecewaan mahasiswa. "Sejak awal, kami tidak pernah diikutkan dalam proses penjaringan, tahu-tahu kami disodori 19 nama," ujarnya. Karena itu, lanjut Nugroho, BEM menyatakan akan memboikot pemilihan rektor jika panitia tetap nekat melanjutkannya.

"Kami ingin agar proses pemilihan ini diulangi lagi dari nol," tambah Nugroho. Nugroho juga membantah jika aksi boikot ini dilakukannya untuk memasukkan calon rektor pilihan BEM. "Semua ini kami lakukan karena semata-mata mekanismenya tidak demokratis. Tdak ada unsur lain," tegasnya.

Seperti diberitakan, ada 19 dosen yang mengajukan diri sebagai calon rektor ITS. Dari 19 kandidat itu, hanya 8 orang (bertambah 1 orang dari yang diberitakan kemarin) bersedia kampanye. Kedelapan kandidat ini Dr Ir Bangun Muljo Sukojo DEA DES, Dr Ir Dra Danawati Hari Prajitno SE, Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD, Prof Ir Hadi Sutrisno, Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD, Prof Dr Suasmoro, Dr Ir M Nuh DEA, dan Prof Dr Ir M Rachimullah Dip EST.

Ketua panitia pemilihan rektor Soemartojo menyatakan, proses penjaringan kandidat rektor sudah prosedural. "Kita ini masih mengacu pada PP 60 (Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Red). Mahasiswa harusnya menyadari hal itu," ujar PR III ITS ini.

Bagaimana dengan ancaman boikot dari BEM ? "Sekalipun mereka memilih golput, proses pemilihan rektor akan jalan terus," tandasnya. Meski demikian, Soemartojo berjanji akan mengadakan pertemuan dengan pihak Senat Mahasiswa dan BEM pada hari ini. "Moga-moga mereka mau mengerti bahwa proses penjaringan ini telah sesuai dengan peraturan yang ada," lanjutnya. (oni)

Berita Terkait