Bulan Ramadhan tak menjadikan alasan bagi panitia PEMIRA maupun kandidat capres untuk melanjutkan tugasnya dalam Suksesi BEM ITS. Sebagai langkah awal sosialisasi, seperti halnya pemilu, kampanye lisan pun dilancarkan setelah kampanye tulisan.
Detik-detik menjelang kampanye, PPU (Panitia Pemilihan Umum) masih sibuk mengatur tempat. Dari sini terlihat kurangnya persiapan dari panitia mengingat ini kampanye perdana. "Ada kesalahan teknis mengenai jadwal kampanye yang tertera di undangan. Makanya acaranya agak molor sedikit," aku Wildan, Koordiantor PPU. Memang tak lama sesudahnya beberapa rombongan mulai berdatangan. Sempat terjadi kecemasan dari pihak PPU selaku panitia penyelenggara karena ini merupakan kampanye perdana sedangkan yang menjadi tolak ukur keberhasilan kali ini yaitu animo mahasiswa se-ITS untuk ikut menyaksikan ataupun andil dalam menyukseskan kegiatan setahun sekali ini.
Beberapa saat kemudian tiga orang kandidat yang ditunggu-tunggu kemunculannya terlihat sangat siap, dalam berargumen didepan puluhan mahasiswa. Dengan bekal pengalamannya berorganisasi disana-sini mereka bertiga dengan lantangnya menyuarakan visi dan misinya sebagai capres BEM ITS setahun kedepan. Ketiganya adalah Arrozi, Jurusan Teknik Kimia 2000, Rendra, Mahasiswa Teknik Mesin 2000 dan Surachman dari Jurusan Teknik Fisika 2001.
Dari sekian mahasiswa yang hadir, pendukung Rendralah yang paling banyak. Disusul dengan Surachman dan Arrozi. Tapi dengan saingan massa yang begitu banyak tak membuat mental para kandidat menciut. Buktinya satu demi satu menyampaikan monolog dengan semangat Vivat ITS.
Sesuai nomor vote, Arrozi berkesempatan menyampikan visi misinya terlebih dahulu. Sekitar 15 menit, dia memaparkan seputar pandangan mengenai kondisi di BEM ITS. Dan menurut dia BEM harus turun ke lapangan dan memberi manfaat bagi rakyat ITS. "Saya ingin agar BEM lebih solid lagi," imbuhnya.
Realisasi yang ditunggu oleh masyarakat ITS, begitu halnya yang disampaikan oleh kandidat kedua,Rendra. Sebagai aktivis JMMI, dia yakin betul dengan tiga visinya, mampu menarik perhatian massa di ITS ini, yaitu budaya partisipasi, akselerasi dan perbaikan bangsa. Menuju ITS Jaya, kata penutup yang diucapkannya.
Terakhir dan yang paling berkobar menyampaikan monolognya, Surachman. Dengan bekal pengalaman organisasi di BEM dan HMI, dia ingin mereposisi struktur BEM ITS. Baginya gejala stagnasi telah menjangkit seluruh ormawa ITS yang diisebabkan kelemahan inovasi dan kreativitas. "Bisa dibilang kondisi ormawa ITS menurun sangat drastis," jelasnya.(diti/bch)
Kampus ITS, ITS News – Mengabaikan makan pagi atau sarapan sering menjadi persoalan yang dihadapi banyak orang karena kesibukannya, termasuk
Kampus ITS, ITS News – kembali menambah daftar lulusannya yang bergelar doktor. Menariknya, kali ini merupakan pasangan suami istri
Kampus ITS, ITS News – selalu mendukung mahasiswanya untuk mengeskalasikan kemampuan dan keilmuannya. Melalui program Internship+ yang bekerja sama
Pasuruan, ITS News — Kolaborasi pengembangan teknologi antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan dunia industri dan pemerintah terus