ITS News

Rabu, 24 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Jangan Baca yang di Pinggir Jalan, Baca Text Book

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Membaca buku bagi orang Indonesia adalah hal yang eksklusif," kata Dr Ir Abdullah Shahab, M.Sc., yang menyampaikan kuliah umum dalam Penyambutan Mahasiswa Baru tahun kuliah 2001/2002 di Graha ITS, Kamis (23/8). Hal ini dikarenakan masih rendahnya minat baca di masyarakat. Ironisnya hal yang sama juga terjadi di kalangan akademis, khususnya mahasiswa yang merupakan tumpuan penerus bangsa. "Ini salah satu penghambat kemajuan bangsa disamping faktor bahasa," ujarnya dalam kuliah yang diberi judul Menuju Kemandirian Intelektual.

Beliau mencontohkan saat naik kereta, dari ratusan orang yang ada hanya dia yang membaca buku. "Orang-orang heran lihat saya. Saya lebih heran lagi ternyata mereka lebih pinter dari saya, sapi di beri salam," papar doktor asal Lawang Malang yang langsung disambut tawa hadirin. Ditambahkan olehnya penilaian masyarakat Indonesia yang menganggap Amerika itu Michael Jackson adalah salah besar. "Amerika itu membuang hal yang dianggapnya sebagai sampah, sementara hal yang baik tidak ditularkan ke negara lain. Contohnya kebiasaan baca buku itu," terang pengajar di Teknik Mesin ITS ini.

Satu hal yang ditekankan oleh dosen yang juga alumni ITS ini adalah bahan bacaan, "Kalau membaca jangan yang dijual di pinggir jalan itu, baca text book yang baik. Dan seringlah membaca buku sosial seperti Sastra, Sosiologi, Filsafat dan sebagainya. Itu akan memberikan nuansa yang baik pada hidup anda," jelasnya. Faktor yang kedua, selain kurangnya minat baca adalah penguasaan bahasa. Bahasa asing khususnya bahasa Inggris mutlak dikuasai oleh mahasiswa ITS jika ingin bersaing di era global. "Ada ungkapan semakin banyak bahasa yang kau kuasai makin luas dunia yang kau kuasai. Jangan ngaku lulusan ITS kalau tidak bisa berbahasa Inggris," jelasnya dihadapan Senat ITS dan mahasiswa baru S1, S2 dan D3. Shahab menceritakan pengalamannya yang belajar bahasa Inggris tanpa memiliki kamus bahasa. "Pinjam teman satu kamar. Karena keseringan pinjam kamus itupun akhirnya diberikan pada saya," jelasnya dan diberi aplaus oleh hadirin.

Rapat Senat Terbuka yang berlangsung selama 1,5 jam itu dimulai pukul 09.00 dimeriahkan oleh Paduan Suara Mahasiswa dan atraksi tari-tarian. (har)

Berita Terkait