ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Siapkan RIA untuk Masyarakat Aceh

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jumat (7/1) siang, RIA yang telah dibuat oleh tim dosen di Laboratorium Perumahan dan Permukiman Jurusan Arsitektur itu, diperlihatkan kepada para wartawan dalam bentuk maket dan prototype asli dalam satu modul berukuran 4 x 5 meter. Dikatakan Wahyu Setyawan ST, MT., RIA yang diperkenalkannya itu sesungguhnya bukan konsep baru, karena pada tahun 1980-an ini sudah pernah diusulkan, tapi karena masyarakat memiliki banyak pilihan terhadap bahan baku, maka akhirnya tak banyak yang berminat untuk mengembangkannya.

"Kini dalam kasus musibah di Aceh kami terinspirasi untuk mengenalkan kembali dan mengembangkannya berkait dengan bencana gempa bumi dan gelombang tsunami di daerah itu, dimana bahan baku untuk membangun rumah sangat minim demikian juga dengan tenaga kerja, karena memang sebagian besar dari mereka terkena musibah," katanya. Tentu saja, katanya menambahkan, konsep RIA yang hanya berbahan baku papan dan cukup menggunakan perkakas gergaji dan palu ini, dijamin tahan terhadap ancaman gempa bumi. Ini karena strukturnya fleksibel dan terbuat dari kayu, sehingga dapat dipastikan rumah ini tahan terhadap gempa.

Wahyu yang mengerjakan bersama para dosen muda di laboratorium yang dipimpin oleh Prof Ir Johan Silas itu juga mengatakan, ide RIA dengan asumsi di daerah bencana itu sulit mendapatkan bahan baku untuk membangun rumah secara cepat, demikian juga dengan tenaga yang akan mengerjakannya. "Karena itu rumah ini sebenarnya bisa dibangun oleh masyarakat sendiri baik laki-laki maupun perempuan, tanpa melibatkan tukang atau pekerja lain. Kami memang berharap mereka yang membutuhkan tempat tinggal itu yang nantinya akan membangun rumahnya sendiri. Kami sedang menyiapkan modul-modul bagaimana tahapan untuk membangun rumah itu, yang bisa kami tularkan pada masyarakat di sana," katanya.

Karena itulah, katanya menambahkan, upaya membangun prototipe satu banding satu ini menjadi penting didalam kami menguji modul yang telah disusun. "Dari modul ini kami sudah bisa mengasumsikan besarnya biaya yang dibutuhkan sebanyak Rp 9 juta untuk satu modul berukuran 4 x 5 meter dengan lama pengerjaan 10 jam untuk 4-5 tenaga kerja. Ini perhitungan di Surabaya, jika di Aceh mungkin bisa lebih murah lagi," katanya.

Masyarakat diharapkan tinggal memilih mereka akan menggunakan untuk kepentingan apa pada RIA tersebut. "Kalau hanya untuk tempat tinggal mungkin satu-dua modul sudah cukup, sedang jika untuk kebutuhan gedung sekolah, balai desa atau kelurahan, puskesmas, tergantung dari ukuran yang diinginkan. Tapi mereka tinggal menggabungkan modul-mudolnya saja," katanya.

Ada empat dosen muda yang terlibat didalam mempersiapkan rumah sederhana itu, selain Wahyu ada Hertiarti Idajati ST, Erika Juni Astuti ST, dan Aldrin Yusuf ST. "Kami berharap rumah yang kami siapkan ini bisa diterima oleh masyarakat Aceh yang memang kini sangat membutuhkan tempat tinggal, karena memang tidak mungkin terus menerus tinggal di penampungan," katanya. Karena itu dalam rencana berikutnya, setelah modul rumah contoh ini selesai, tim akan berangkat bersama beberapa tenaga teknis ITS ke Aceh sambil membawa seperangkat bahan baku dan peralatan yang memang sudah siap untuk mendirikan rumah di sana. "Dalam bayangan kami, jika di sebuah daerah butuh sekitar seratus rumah, mungkin kami hanya akan menyiapkan sekitar 30-40 rumah, sisanya biar masyarakat nanti yang akan membangun rumahnya sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang diinginkannya," katanya.

Karena itu, katanya menambahkan, tim RIA nantinya akan menyiapkan komponen dari bahan yang sudah di potong-potong sesuai kebutuhan, sehingga masyarakat tinggal memasangnya saja. Dalam modul itu akan dilengkapi tiga gergaji dan dua palu serta empat kilogram paku dengan dua macam ukuran. Ditanya tentang daya tahan model rumah itu, Wahyu menjelaskan bisa mencapai waktu hingga 4 tahun. "Asumsi kami jika sudah empat tahun maka kehidupan dan perekonomian di daerah bencana itu sudah pulih kembali dan rumah itu bisa dipugar atau diperbaiki lagi," katanya.

Penataan Kawasan
Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA yang mendampingi prestasi tim dihadapan wartawan mengatakan, ITS selain akan menyodorkan ide untuk menggunakan RIA juga akan mencoba membantu untuk menata kawasan pada perumahan yang akan di bangun di sana, misalnya menyangkut pengaturan jalan, penanaman pohon dan lainnya. "Karena itu tim teknis yang akan dikirim ITS merupakan tim terpadu, bukan hanya untuk kepentingan pembangunan perumahan, tetapi juga penataan ruang, sanitasi, telekomunikasi, kelistrikan, jalan, serta pendidikan," katanya.

Nuh mengharapkan apa yang diberikan ITS ini akan lebih mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi di kawasan bencana Aceh dan sebagian Sumatera Utara. "Rumah ini sebagai salah satunya diharapkan bisa menjadi solusi cepat guna menempatkan kembali warga Aceh ke rumah masing-masing, yang kini menempati kamp-kamp pengungsian. Sebab, bagaimanapun hidup di pengungsian selain tidak sehat secara medis, juga tidak sehat secara sosial," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait