ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Gelar Lomba Sastra SMS untuk Capres-Cawapres

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Demikian dikemukakan Direktur Research Institute for Web and Mobile Application, Fajar Baskoro, Selasa (11/5) siang. "Lomba ini merupakan partisipasi kami didalam mengajak masyarakat untuk mengenal dan memberi aspirasi suara rakyat melalui ungkapan sastra SMS kepada capres-cawapres. Tentu saja karena fasilitas yang digunakan hanya SMS maka pesannya cukup pendek dan pilihannya yang mungkin adalah berupa puisi, pantun atau parikan. Yang tidak kalah pentingnya juga pesan yang dikirim tidak memuat unsure SARA," katanya.

Dijelaskannya, selain mengajak masyarakat berpartisipasi pada agenda politik didalam menentukan kepemimpinan nasional, lomba ini juga untuk melihat sejauh mana kepedulian capres-cawapres dan tim suksesnya menerima atau menanggapi masukan dari masyarakat. "Metode lomba tiap peserta mendaftar sebagai peserta dengan mengirim pesan : DAFTAR*Nama*NoKTP*Noalamat# kepada SMS Center RIMA. Setelah itu peserta akan mendapatkan passkey sebagai identitas peserta lomba. Dengan passkey tersebut peserta bisa mengirimkan puisinya dengan format: PUISI*Passkey*IsiPuisi#. Jika puisi telah diterima oleh SMS Center, maka peserta akan mendapatkan pesan "Puisi Anda tertayang pada www.smspuisi.its.ac.id". Dan puisi peserta akan bisa dilihat di seluruh dunia yang tersambung dengan internet. Otomatis tim pemenangan Capres dan Cawapres bisa melihat aspirasi yang berkembang dari masyarakat.," kata Fajar yang seminggu lalu diundang oleh Unesco dan pemerintah Italia untuk memaparkan tentang penelitiannya berkait dengan pemanfaatan web dan telepon genggam.

Dikatakannya, dari SMS yang masuk nantinya akan dipilih sepuluh nominator terbaik yang akan ditentukan untuk menjadi pemenang dan berhak menerima hand phone serta voucer selama setahun. "Kami yakin lomba ini akan diikuti banyak peserta, karena memang tanpa biaya yang mahal tidak memakai SMS premium, cukup mendaftar dan mengirim SMS dengan puisi, pantun atau parikan," katanya.

Tentang hadiah yang akan diterima oleh pemenang, Fajar menjelaskan hingga kini pihaknya masih terus menjajaki sponsor. Oleh karena itu ia juga masih merahasiakan kenomor berapa SMS itu akan dikirim, karena ini berkait dengan siapa yang akan menjadi sponsor terbesar. "Kami berharap para operator telepon selular dan produsen hand phone, tertarik dengan lomba ini, karena bisa berpromosi," katanya.

Kami berharap, katanya menambahkan, sponsor tidak hanya datang dari operator dan produsen handphone saja, tapi produk rumah tangga seperti sabun, sikat gigi, barang elektronik, dan produk consumer good lainnya bisa berpartisipasi. Mereka mendapatkan space di SMS notifikasi (balasan pengirim SMS) peserta lomba. Selain itu selama 24 jam tiap harinya akan tertayang di website.
"Keterlibatan sponsor ini bukan semata-mata mengajak perguruan tinggi kearah bisnis, tapi mengajak swasta terlibat secara langsung di dalam kegiatan riset, sehingga link and match riset antara perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat bukan sekedar jargon," katanya.

Dari hasil ini harapan lebih lanjut , Indonesia akan memasuki koalisi informasi, bukan sekedar koalisi partai. Itu terjadi jika para capres dan cawapres memang peduli dengan rakyat dan mau mendengar suara rakyat lewat SMS puisi ini. Jika Capres dan Cawapresnya gagap TI, jelas koalisi informasi tidak terjadi, lha wong mereka hanya berorientasi pada kekuasaan.

Tentang penilaian, Fajar menjelaskan, ada beberapa aspek penilaian, selain pada makna dan arti dari puisi, pantun atau parikan yang dikirim, karena memang penilaian akan melibatkan ahli sastra, bahasa dan teknologi, juga pada aspek seberapa banyak SMS itu diakses oleh capres-cawapres atau tim suksesnya serta pada isu apa yang terbanyak atau mendominasi pengiriman SMS. Selain itu ada kategori pemenang unik, yaitu Puisi yang diambil oleh Capres atau Cawapres sebagai jingle tema kampanyenya akan diberi hadiah khusus.

PENDIDIKAN POLITIK
Fajar juga menambahkan apa yang dilakukannya ini berkait pula dengan upaya untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sekaligus untuk memperkenalkan tentang aplikasi lain terhadap teknologi informasi. "Melalui lomba ini kami ingin capres-cawapres dan tim suksesnya tidak hanya memikirkan dan berhitung tentang kekuatan sebuah koalisi dengan partai lain tetapi juga dapat memperhatikan masukan yang berasal dari masyarakat. Saya berharap hasil dari lomba ini dapat dijadikan masukan untuk bahan kampanye capres-cawapres," katanya.

Setelah lomba yang akan ditutup pada 30 Mei nanti, kata dosen Teknik Informatika ITS ini menambahkan, ia juga berencana akan melanjutkan program untuk membuka peluang bertanya antara masyarakat dengan capres-cawapres atau tim suksesnya, juga melalui fasilitas SMS, dengan model kampanye online melalui peralatan TI. "Mudah-mudahan saja ada pasangan capres-cawapres atau tim suksesnya yang mau menyambut program ini," katanya berharap. (Humas-ITS, 11 Mei 2004)

Berita Terkait