ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Didaulat Pimpin MIPA-Net

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam pemilihan yang berlangsung singkat di tengah-tengah kegiatan Pertemuan MIPA-Net pekan lalu itu, dalam bursa calon Sekjen muncul tiga nama, masing-masing dari Universitas Terbuka, Universitas Negeri Jakarta, dan dari ITS. Dari tiga nama yang muncul tersebut, hanya Prof Suasmoro yang memenuhi ketentuan persyaratan untuk menduduki jabatan Sekjen dalam waktu dua tahun ke depan.

"Karena memang tidak ada pilihan lagi, dan saya pada posisi yang harus menentukan, juga atas pertimbangan MIPA-Net tidak perlu berakhir, maka saya terima kepercayaan peserta yang telah menunjuk saya menjadi Sekjen dua tahun ke depan," kata Suasmoro.

Dalam sambutan atas terpilihnya Suasmoro sebagai Sekjen MIPA-Net, ia mengatakan, ke depan tantangan MIPA-Net semakin besar dan kompleks, bukan saja dalam perannya untuk memajukan program-program ke-MIPA-an di Indonesia, tetapi juga didalam membangun jaringan yang memang benar-benar kokoh sesama anggota MIPA-Net. "Saya menyadari ini amat sulit, tapi saya yakin dapat terlaksana sepanjang kerja sama yang selama ini telah terjalin dapat terus ditingkatkan," katanya.

Sementara itu mantan Sekjen MIPA-Net periode 2002-2004, Prof Maman A. Djauhari, Guru Besar Matematika ITB mengatakan, pertemuan yang dilakukan saat ini berkait dengan pemilihan Sekjen MIPA-Net, jangan dipandang tidak mempunyai nilai strategis, karena apa yang dibicarakan sekarang merupakan sesuatu yang bisa dilihat hasilnya 20-30 tahun mendatang. "Jadi janganlah berpandangan hanya jangka pendek. Sebagai sebuah proses kultural, maka yang berkait dengan persoalan pendidikan ke-MIPA-an harus mulai dipikirkan dari sekarang," katanya.

Maman menjelaskan, hambatan dari para dosen atau guru MIPA saat ini adalah karena saat memberikan materi hanya sebatas bagaimana mereka menyampaikan, tidak disertai dengan hal-hal yang bisa diterapkan di lapangan. "Inilah persoalan yang harus segera di atasi, dan karena itu sudah saatnya kita mencoba menggalakkan program back to nature didalam mengembangkan program-program ke-MIPA-an," katanya. Dikatakannya, penguasaan materi pembelajaran saja hanya akan membentuk manusia-manusia pekerja dan bukan pengembang, terlebih-lebih leader yang ilmiah. (Humas/bch)

Berita Terkait