ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Buka Posko Anti Perpeloncoan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Usai unjuk rasa, mahasiswa ITS terus bergerak. Sebagai bentuk jaminan tidak akan terjadi lagi perpeloncoan, mereka membentuk posko pengaduan. Nantinya, siapapun yang menjadi korban bisa melapor ke posko tersebut. Sehingga diharapkan tidak lagi terjadi cara-cara kekerasan dalam mengkader mahasiswa baru. "Posko pengaduan itu baru ada mulai sekarang. Ini sebagai bukti bahwa kami benar-benar bertanggung jawab," kata Danar Surya W., presiden BEM ITS seusai berdialog dengan PR III Ir. Soemartojo kemarin.

Seperti diberitakan, para aktivis organisasi mahasiswa (ormawa) se-ITS beberapa kali unjuk rasa menuntut pencabutan SK Rektor nomor 1307.1/K03/KM/2001. Bahkan aksi mereka sempat memakan korban. Yakni, pintuk kaca rektorat berantakan dan dua anggota satpam terluka tangannya. SK tersebut berisi pelarangan kegiatan perkenalan/ pembinaan/"kaderisasi" mahasiswa baru alias perpeloncoan.

Namun, agaknya tuntutan cabutan SK itu sulit terkabul. Pasalnya, Rektor ITS Prof. Ir Soegiono tetap bersikukuh bahwa keluarnya SK itu untuk membatasi bentuk-bentuk perpeloncoan. "Beberapa tahun sebelumnya, mahasiswa juga telah berjanji tidak akan melakukan itu. Tetapi dalam praktiknya, kami sering mendapat keluhan. Makanya, kami tidak ingin kecolongan lagi," katanya. Soegiono menegaskan, sebetulnya tidak ada larangan mengkader mahasiswa baru. hanya caranya santun dan tidak lagi membudayakan gaya seperti peninggalan kolonial.

Danar mengatakan, pihak rektorat seharusnya mempercayai mahasiswa. Sebab, kaderisasi ini tidak lebih untuk kelangsungan Ormawa. Mulai dari HMJ hingga BEM. "Kalau tidak ada pengkaderan, bisa jadi ormawa-ormawa itu mati lantaran tidak memiliki kader. Jangan hanya dilihat sisi negatifnya saja. Lihat dong nilainya," papar aktivis dari Jurusan Teknik Lingkungan ini. (hud/har).

Berita Terkait