ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Ir. Mohammad Razif, Peneliti Terbaik ITS 2000

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kurangnya minat untuk mengadakan penelitian di kalangan akademisi ITS sangat memprihatinkan. Hal ini disoroti oleh Ir. Mohammad Razif, Dosen Jurusan Teknik Lingkungan ITS sekaligus Dosen Peneliti di Lembaga Penelitian ITS. Menurut beliau, obyek penelitian itu banyak terdapat di sekitar kita, namun kita perlu "sedikit" lebih kreatif dan inovatif untuk menemukannya.

Pak Razif, demikian beliau biasa dipanggil, berpendapat bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya minat penelitian di ITS. Di antaranya adalah kurangnya informasi tentang manfaat penelitian serta tindak lanjut dari penelitian tersebut. Banyak kalangan, utamanya mahasiswa, yang beranggapan bahwa penelitian hanya menghabiskan biaya. Padahal, hasil penelitian itu bisa dipublikasikan di media massa maupun di jurnal ilmiah. Ayah dari tiga putra ini juga menyarankan untuk menyalurkan hasil penelitian ke Sentra Promptek ITS, untuk mendapatkan hak paten serta dipromosikan ke kalangan industri. Dengan demikian, peneliti akan memperoleh royalti jika ada pihak lain yang memanfaatkan karyanya, sehingga jerih payahnya tidak tersia-siakan.

Pria yang lahir di Bukit Tinggi, 48 tahun yang lalu ini memiliki hobi menulis yang telah ditekuninya sejak masih di bangku kuliah. Semasa menempuh pendidikan sarjana di Teknik Penyehatan ITB, beliau tergabung dalam Berita ITB, sebuah media massa kampus. Setelah menjadi dosen pun, beliau aktif menulis artikel untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah maupun di media massa. "Bedanya, artikel di media massa menggunakan bahasa yang lebih sederhana," tuturnya. Beliau juga mengaku, beberapa artikelnya pernah mendapat protes dan kritikan karena dinilai terlalu tajam.

Saat ini, selain menjabat sebagai Kepala Laboratorium Teknologi Lingkungan di Jurusan Teknik Lingkungan, beliau juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnal Purifikasi, suatu jurnal ilmiah yang terbit dua bulan sekali. Beliau berpendapat bahwa jurnal ini merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan minat menulis dan meneliti serta mensosialisasikan hasil-hasil penelitian akademisi Teknik Lingkungan. Tugas Akhir maupun Thesis mahasiswa penelitian Teknik Lingkungan banyak yang dipublikasikan di jurnal ini.

Dosen mata kuliah Pengelolaan Kualitas Air, AMDAL dan Audit Lingkungan serta Metodologi Penelitian ini telah mengikuti berbagai kursus, training dan seminar baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satunya adalah Training Lead Auditor EMS di Surabaya yang diadakan oleh Quality Assurance Services bekerja sama dengan PT Huremacon, pada Nopember 2000 yang lalu. Beliau juga aktif melakukan penelitian, baik di tingkat Institut maupun tingkat Nasional. Saat ini beliau sedang melakukan Riset Unggulan Terpadu, bekerja sama dengan Ir. Mahirul Mursid, MSc., Dosen Jurusan Teknik Mesin yaitu penelitian tentang Catalytic Converter, suatu alat yang dapat digunakan untuk menyaring polutan dari kendaraan bermotor. Dengan alat ini, emisi kendaraan bermotor dapat diminimalisasi.

Sebagai salah satu dosen ITS yang merasa memiliki ITS, beliau berkeinginan mengharumkan nama ITS, utamanya di forum ilmiah. Beliau juga berpendapat bahwa dosen bisa menuangkan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dalam bentuk tulisan. Misalnya pembuatan diktat kuliah, penulisan hasil penelitian di media massa dan jurnal, serta penulisan laporan tentang suatu proyek sebagai perwujudan dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.

Keaktifannya di bidang menulis dan meneliti ini membuat beliau dianugerahi gelar Peneliti Terbaik Tahun 2000 oleh lembaga penelitian ITS serta menerima penghargaan dari Walikota Surabaya dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi pada 17 Agustus yang lalu. Dengan semua prestasi yang telah beliau peroleh, beliau masih memiliki suatu obsesi, yaitu menjadi Guru Besar ITS.

Tak lupa beliau berpesan, di bidang apapun kita berkecimpung, akan selalu ada obyek yang aplikatif dan dapat dijual. Selain itu, agar jerih payah peneliti tidak tersia-siakan, penelitian yang dilakukan haruslah penelitian yang memiliki tingkat kepuasan.(kk/rie)

Berita Terkait