ITS News

Selasa, 16 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Inovasi Manajemen Teknologi di Era Globalisasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Era perdagangan bebas dan globalisasi sudah berjalan beberapa tahun. Tetapi, Indonesia belum siap menghadapinya. Buktinya, Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Korea bahkan Vietnam dan Philipina. Terdorong realitas tersebut, Program Studi Magister Managemen Teknologi ITS (MMT) mengadakan Seminar Nasional Managemen Teknologi selama dua hari, Jumat (25/2) hingga Sabtu (26/2) kemarin.

Ketua panitia seminar, Iwan Budhiarta Ssi MT mengatakan, acara ini merupakan salah satu wadah untuk bertukar informasi, ilmu dan teknologi terbaru. "Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan serta mengukur kesiapan kita demi memenangkan kompetensi di tingkat global," ujar Iwan.

Antusiasme terhadap seminar bertema Inovasi Manajemem Teknologi sebagai Strategi Menyongsong Globalisasi ini ditunjukkan dengan peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Diantaranya, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jakarta. "Institusinya pun beragam, ada yang dari ITB, PT PAL sertaTrisakti," ujar Iwan. Komposisinya, 90 persen dari kalangan akademis sedangkan sisanya golongan praktisi.

Seminar yang mampu mendatangkan 150 peserta ini menyajikan lima makalah utama mengenai bidang manajemen teknologi industri, transportasi, proyek, informasi dan ‘Competitive Intellegence’. "Untuk presentasi, kami membaginya dalam lima sub topik sebagai hasil kombinasi teori dan pengalaman praktek peserta," kata Iwan melanjutkan. Menariknya, makalah itu ada yang berasal dari Ritsumeikan University of Japan.

Salah satu materi berjudul Kemampuan Inovasi sebagai Dasar bagi Peningkatan Daya Saing Global, dibawakan oleh Dr Ir Kuntoro Mangkusubroto Msc. Beliau mengatakan, untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus kita ubah Akan tetapi berubahnya harus sesuai dengan apa yang dituju. "Persaingan bukan sekedar memenangkan atau mengalahkan pesaing," ujar mantan Menteri Pertambangan ini menegaskan. Namun hal itu akan berkaitan dengan dampaknya baik pada skala lokal, nasional bahkan antar negara.

Ada empat tahapan untuk meningkatkan daya saing. Tahapan itu adalah reaktif, kompetitif pada produk, proses dan pada kemampuan intelektual. Kuntoro juga mengungkapkan, kita pasti kalah bersaing bila kita tidak mampu memanfaatkan gerakan bebas di semua faktor usaha secara optimal. Gerakan bebas yang dimaksud yaitu rekayasa keuangan, pengetahuan, informasi, dan sebagainya. "Karena pesaing kita justru yang akan memanfaatkannya dengan lebih baik," tandas dosen ITB ini. (th@/rin)

Berita Terkait