ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Ingin Jadi Perguruan Tinggi Riset, ITS Undang Profesor dari Inggris

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Prof Umit S Bittici, guru besar yang diundang untuk berbagi cerita dan pengalamannya mengelola lembaga Center of Strategic Manfacturing (CSM) milik Strathclyde University, Inggris. "Untuk menuju ke arah sana, maka perguruan tinggi dituntut tidak harus menjalankan tugas sebagai lembaga pendidikan (education) dan penelitian (research), tapi juga perlu ditunjang dengan penguatan jejaring (networking) serta pengembangan institusi (university development). Ini yang saya jalankan dalam mengembangkan CSM," katanya.

Prof Umit memberi contoh bagaimana CSM yang dikepalainya melakukan pendidikan, penelitian, jejaring dan pengembangan institusi. "Hanya dengan 5 senior staf, 2 petugas administrasi, 12 peneliti, dan 6 pegawai partnership bagi industri, CSM mampu menjalin kerja sama di beberapa negara seperti Skotlandia, Irlandia dan Australia," katanya.

Dijelaskannya, pembagian fungsi dari lembaga itu dibagi menjadi dua, yaitu penelitian dan pengembangan. "Penelitian berupaya menggunakan dunia industri sebagai laboratorium riset, sedangkan pengembangan dilakukan dengan cara menempatkan peneliti di dunia industri, sehingga industri akan mendapatkan nilai tambah," katanya.
Pola ini kata Umit yang diundang oleh Program Pascasarjana Teknik Industri dan Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS, tidak menunjukkan bahwa banyaknya peneliti dan pegawai tidak menjamin banyaknya kerja sama dan penelitian yang bisa dijalin.

Dia juga mengungkapkan tentang penelitian terbaru di bidang strategi bisnis dan pengukuran kinerja. "Pengukuran kinerja pada konsep supply chain management adalah isu penting yang hendak dilakukan selain collaboration partnership. Manfaatnya, keunggulan yang ada dan hendak dicapai di perusahaan dapat terwujud dan berkelanjutan," katanya. Upaya mengukur, mengevaluasi, memonitor dan mengontrol implementasi supply chain management, katanya menambahkan, dapat dilakukan bila perusahaan telah memiliki model sistem pengukuran kinerja.

Pada bagian lain ceramahnya, Prof Umit juga mengatakan, perkembangan penelitian bidang pengukuran kinerja (performance measurement) adalah topik yang kini banyak dipilih dan diminati para mahasiswa. "Untuk itulah saya menyambut baik jika Jurusan Teknik Industri, khususnya di Program Pasca Sarjana, model-model sistem pengukuran kinerja seperti balanced scorecard, IPMS, performance prism, dan studi implementasi sistem pengukuran kinerja, terus ditingkatkan," katanya.

Untuk diketahui, dari data yang ada, kurang lebih 25 judul penelitian di Jurusan Teknik Industri yang membahas topik pengukuran kinerja. Karena berkembangnya penelitian ini relatif pesat, maka pengukuran kinerja merupakan salah satu riset penting yang hendak dikembangkan oleh Program Pascasarjana Teknik Industri ITS, selain manajemen operasi, manajeman kualitas dan supply chain management. (Humas/bch)

Berita Terkait