ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Hibah Bagi Pejabat Publik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seberapa parahkah sistem ekonomi yang ada di Indonesia? Gambaran pertama dapat dilihat dari kehidupan pejabat publiknya. Demikian ungkap Iman dalam Pelatihan Manajemen Keuangan 'Meretas Jalan Menuju Kebangkitan Ekonomi Umat', kemarin (30/10).

Menurut perhitungan Iman, seorang jenderal dalam kurun waktu lima tahun akan memperoleh uang gaji seratus milyar. "Dengan konsekuensi uang gajinya utuh, tidak dipergunakan untuk makan dan keperluan lainnya," terang Iman. Lalu bandingkan dengan rumah yang mereka miliki. Berapa nilai taksir yang pantas untuk sebuah rumah? Seratus duaratus milyar belum cukup. Paling tidak, rumah itu memiliki harga jual minimal 300 milyar. "Lalu uang darimana itu..," kata alumni T. Mesin ini.

Kenyataan sekarang, banyak pejabat publik mengatasnamakan hibah sebagai sumber kekayaannya yang melebihi nilai gaji maupun usaha yang telah dilakukan. "Jadi kalau kita menilai dari gaji, banyak pejabat negeri ini yang nggak layak," tekan Iman.

Dengan kenyataan seperti itu, menurut bapak dari seorang putra dan lima orang putri ini, bukan berarti kita harus iri. "Namun, yang pasti kita harus peduli," tegasnya. Yang namanya pejabat publik merupakan pengemban amanat masyarakat. Karena itu kita harus peduli bagaimana mereka memanfaatkan apa yang telah dititipkan oleh masyarakat.

Iman lalu mencontohkan seorang petugas pajak yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Petugas pajak tersebut mempunyai dua harta, zakat dan harta hibah. Lalu ia bertanya kepada nabi, apakah bisa harta hibah tersebut dimilikinya. Menurut nabi, mungkinkah hibah akan diterima jika orang itu bukan seorang petugas pajak. Jadi, pada intinya apapun yang menjadi hak publik, kembalikan lagi pada publik.

Ketika ditanya bagaimana sistem ekonomi yang terbaik, Iman menegaskan untuk saat ini yang dibicarakan masih dalam lingkup sistem ekonomi kecil. "Kita belum berbicara mengenai ekonomi makro. Proses pembelajaran masih ditujukan bagaimana membangun sistem ekonomi kecil, seperti Kentucky Freid Chicken," terangnya.

Menurutnya, sistem ekonomi Kentucky Freid Chicken (KFC) patut ditiru. KFC mampu bertahan dan berkembang pada berbagai negara, entah itu negara komunis, agamis maupun liberal. "KFC ada mulai dari Rusia, Arab bahkan di Indonesia juga kan," jelas Iman.

Yang patut ditiru dari KFC adalah kemampuan bertahan pada berbagai kondisi. Dengan begitu, kita nantinya diharapakan mampu menjadi pelaku ekonomi yang tangguh. "Jadi dimanapun berada, prinsip-prinsip islam dapat kita terapkan," ujar pria yang aktif sebagai pembicara pada berbagai seminar finansial ini.

Acara Pelatihan Manajemen Keuangan yang diselenggarakan JMMI ini berlagsung selama dua hari (30–31 Oktober). Selama kurun waktu tersebut, puluhan peserta yang hadir akan digembleng bagaimana mengelola finansial dengan pemberian materi maupun game-game yang diharapkan mampu mendongkrak kemampuan manajemen finansial mereka.
(rin/bch)

Berita Terkait