ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Hari Pertama PIMNAS XVII

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hawa sejuk mulai terasa sejak memasuki gerbang kampus ini. STT Telkom sebagai perguruan tinggi swasta pertama yang menyelenggarakan PIMNAS, tengah mengerahkan semua potensinya untuk menjadi tuan rumah yang baik. Seluruh civitas kampus pun dilibatkan untuk menyukseskan perhelatan akbar ini, mulai dari mahasiswa, dosen, satpam hingga petugas kebersihan.

Dan pagi ini, PIMNAS XVII secara resmi telah dibuka oleh Menteri Pendidikan, Dr. A. Malik Fajar, MSc. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa ajang PIMNAS ini merupakan peluang emas bagi mahasiswa untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman. "Saya yakin saudara-saudara mahasiswa mampu menghasilkan produk yang dapat diperbanyak secara industrial bagi kepentingan masyarakat banyak," ujarnya.

Acara pembukaan yang kental dengan nuansa adat Sunda ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Drs. H. Nu’man Abdul Hakim, petinggi DIKTI (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi), dan wakil Telkom.

STAND DADAKAN
Terkejut dan bingung, itulah yang dialami oleh tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan LKTM (Lomba Karya Tulis Ilmiah) ITS. Keempat tim yang ada sama sekali tidak menyangka bahwa pemasangan poster mereka membutuhkan serangkaian hiasan.

Perlu diketahui, bahwa panitia PIMNAS XVII menyediakan dua buah papan putih ukuran 1×3 meter. Ditambah sebuah meja berukuran cukup lebar untuk memajang alat dan produk yang dipamerkan serta dua kursi.

"Awalnya kita mengira pemasangan poster ya tinggal nempel, ternyata butuh dihias juga," ujar Tikno, salah satu peaserta PKM bidang pengabdian masyarakat ini. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya, panitia tidak memberi gambaran jelas tentang pemasangan posternya.

Mahasiwa Tenik Industri ’99 ini harus memutar otak. Dengan peralatan yang dapat dibeli seadanya, ia dan rekan timnya mulai membangun stand dadakan. "Mejanya kita tutupi saja dengan kertas hijau ini. Begitu juga dengan displaynya, kita gunakan kertas warna kuning, hitam dan hijau untuk tulisan dan hiasan. Ya.. seadanya," ujarnya sambil tertawa.

Walau terkesan minimalis, ternyata stand miliknya bersama Khaerul Umam (TI ’99), Renni Andriani (TC ’00) ini cukup ramai dikunjungi. Hasil kerajinan tas, sandal dan kotak kecil berbahan dasar eceng gondoknya bahkan sempat ditawar pengunjung.

Hal serupa juga terjadi pada tim PKM penelitian. Mereka hanya bermain dengan kertas yang dibeli seadanya. Bahkan mereka terpaksa memfoto copy logo ITS, tentu hanya berwarna hitam putih saja jadinya. "Namun kita tetap mencoba menampilkan kesan biru pada stand kami dengan kertas-kertas ini, ciri bahwa kami adalah mahasiswa ITS," ujar Lilik Anifah, yang mengangkat tema pembuatan asbes ramah lingkungan bersama kedua rekannya ini. (ftr/ryo)

Berita Terkait