Minggu, 29 Feb 2004
Dia adalah Arief Djuanaedi, dosen fakultas teknik informatika (FTIF). Di ITS, guru besar rata-rata berusia di atas 50 tahun.
"Mungkin karena saya sering meneliti, sehingga poinnya besar. Mungkin di Surabaya saya guru besar paling muda," kata Arief bangga, seusai dikukuhkan di Graha ITS, kemarin.
Untuk menjadi guru besar dalam usia muda, banyak pengorbanan dilakukan Arief. Selama 5 tahun dia meninggalkan istri dan anaknya untuk kuliah S-2 dan S-3 di Univerity of Manchester, Inggris. Anak ketiganya, lahir saat dia sedang berada di negeri Lady Diana itu.
Sepulang dari Inggris, kegiatan penelitiannya juga menumpuk. Praktis, waktunya bersama keluarga tersita. "Beruntung saya punya istri dan anak-anak yang sangat pengertian. Saya sangat mencintai mereka," ujar pria kelahiran 5 oktober 1958 ini.
Selain menjadi guru besar termuda, bapak 3 putra ini juga memiliki keahlian langka. Yakni, manajemen dan rekayasa data. Banyak sekali penelitiannya tentang rekayasa data yang sudah dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan-perusahaan. Terutama bank dan perusahaan asuransi. "Mereka ingin mengetahui sejarah customer-nya, sehingga bisa menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan kredit, misalnya," kata suami Anita Eka Herdini ini.(tom)
Surabaya, ITS News — Bertepatan dengan Hari Ozon Sedunia,Paguyuban Karya Salemba EmpatInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (KSE ITS) menggelar aksi
Kampus ITS, ITS News — Tingginya harga pakan lele menjadi penghambat bagi peternak lele dalam mengembangkan usaha mereka. Menjawab
Kampus ITS, ITS News — Mensinergikan asa demi menyempurnakan kejayaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gaungkan kesiapannya melalui Dies
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus lakukan inisiasi kerja sama lintas negara demi perkuat visi