ITS News

Jumat, 19 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Guru Besar Termuda Dari Jurusan Termuda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keluarga besar civitas akademika ITS patut berbangga, Sabtu (28/2) tepat pukul 09.00 Wib, Prof. Ir. Arif Djunaidy, Msc, Phd dikukuhkan oleh Rektor ITS menjadi guru besar di bidang ilmu manajemen dan rekayasa data pada jurusan termuda di ITS, Sistem Informasi.

Prof. Ir.Arif Djunaidy, Msc, Phd dalam orasi ilmiahnya mengemukakan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. "Maka saya membuat data mining yang mampu memberikan informasi yang akurat dari data itu," ujar pria berusia 46 tahun ini. Sebab survei di lapangan menunjukkan "kaya data, tapi miskin informasi" dan untuk itulah dengan menggunakan data mining merupakan salah satu solusi untuk mengalanisa data-data yang melimpah. "Sehingga memberikan informasi yang cepat dan tepat," jelas salah satu profesor termuda di ITS ini.

Menurut Djunaidy, data mining yang diartikan sebagai proses untuk mengekstraksi atau mining pengetahuan dari data yang sangat besar. Akhirnya, data mining terangkai dalam KDD (Knowledge Discovery in Database) sebagai aplikasi tipikal. Secara teknis KDD meliputi metodologi untuk mengekstraksi data dan menyiapkan data. "Serta membuat keputusan dalam berbagai pekerjaan yang harus diambil," ujar Arif di depan anggota senat ITS, dosen dan para undangan.

Sementara itu, dalam sambutan Rektor ITS, Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA menyampaikan beberapa pesan. "ITS tidak mengenal senioritas dosen," ujarnya di awal sambutan. Dirinya mengharapkan bagi dosen muda untuk tetap rendah hati terhadap dosen yang lebih tua dan sebaliknya, dosen yang lebih tua juga tetap menghormati yang muda. "Sehingga dengan rasa saling menghormati dan sikap rendah diri inilah akan menciptakan atmosfer akademik ITS yang lebih bagus," ucap mantan Direktur Poltek Elka ini.

Disisi lain, M Nuh mengatakan bahwa guru besar adalah harapan bagi semua dosen. "Guru Besar merupakan ekspektasi dosen secara implisit dan eksplisit," kata Mohammad Nuh. Pengajar di ITS, lanjut Nuh, hendaknya tetap memegang 4-e yakni pertama, envisioning, dimana dosen harus memotivasi para mahasiswa ITS untuk menampakkan dan menggambarkan masa depan, jangan hanya mimpi-mimpi belaka. Kedua, enabling, seorang dosen muda haruslah mampu mandiri dan berkembang keilmuannya sebagai seorang pakar di bidangnya.

Ketiga, energezing, dosen muda tidak boleh menimbang-nimbang ilmu untuk memberikan profesionalisme. "Dan yang keempat, ensourring, seorang dosen muda sepatutnya berprestasi lebih baik lagi dalam menciptakan atau berinovasi iptek," pungkas Mohammad Nuh. (mut/har)

Berita Terkait