ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Globalisasi lebih baik dianggap sebagai peluang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Perkembangan sains dan teknologi secara global telah jauh meninggalkan perkembangan masyarakat. Dan akibatnya berbagai penemuan sains dan teknologi belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal akan banyak masalah kemasyarakatan yang dapat diatasi bila kita telah dapat memanfaatkan sains dan teknologi.

Hal inilah yang menjadi dasar pembentukan program magister Studi Pembangunan di ITS. Program ini sendiri merupakan program multi disipliner yang diharapkan dapat mengkaji sains dan teknologi dalam hubungan timbal balik dengan masalah-masalah sosial-budaya kemasyarakatan. "ini (Studi pembangunan, red) adalah alur baru arsitektur yang sangat perlu dikembangkan," ujar Kajur Arsitektur meyakinkan, saat pidato pembukaan seminar dan diskusi publik "Globalisasi dan Pembangunan" di ruang seminar pascasarjana ITS kemarin (24/8).

Sebenarnya, Seminar dan diskusi publik bertema ‘globalisasi dan pembangunan’ yang diadakan oleh program magister studi pembangunan pascasarjana ITS itu merupakan kuliah awal bagi mahasiswa baru program ini. Dalam seminar ini dihadirkan tiga pembicara yang sudah tidak asing lagi bagi civitas ITS antara lain: Prof Dr Ir Mohammad Nuh, DEA, Prof Dr Ir Rahardi Ramelan, dan Ir Daniel Muhammad Rosyid, PhD, dengan moderator Ir Sritomo Wignjosoebroto, MSc.

Pada kesempatan pertama, Prof Dr Ir Mohammad Nuh, DEA menyampaikan materi seminar berjudul ‘Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sains dan Teknologi’. Dalam materinya Nuh menyampaikan bahwa fenomena globalisasi lebih baik dianggap sebagai peluang. "Globalisasi lebih baik dianggap sebagai peluang, karena kita tidak bisa mundur dari itu," katanya. Nuh juga mengingatkan bahwa inti dari globalisasi yang paling berat dihadapi adalah kompetisi. "Untuk dapat memenangkan kompetisi harus dipertimbangkan banyak pemain yang terjun dalam kompetisi dan kualitasnya," tambah Rektor ITS.

Di sesi kedua, Ir Daniel Muhammad Rosyid, PhD menyampaikan materi ‘Peranan studi pembangunan di era globalisasi’. Dan setelah coffe break sejenak, barulah dilanjutkan materi 'Industri dan Perdagangan Dunia di era Globalisasi' oleh Prof Dr Ir Rahardi Ramelan. Pada kesempatannya, mantan menteri perindustrian dan perdagangan di era Habibie ini menjelaskan berbagai permasalahan perdagangan dan industri di dunia khususnya yang berkaitan dengan Indonesia dengan gamblang.

Selain dihadiri mahasiswa baru yang telah diterima pada program ini, seminar yang terbuka untuk umum ini tampak dihadiri rektor PTN dan PTS se jawa timur, instansi pemerintah dan civitas akademika ITS. Ini tidak lepas dari tujuan seminar yang juga untuk sosialisasi program magister Studi Pembangunan ITS. Total peserta seminar yang hadir 84 orang. (asa/bch)

Berita Terkait