ITS News

Kamis, 18 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Gapai Angka 10 Menuju Kebenaran.

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sepekan ini Himpunan Mahasiswa Statistika (HimaSta) sudah mengadakan berbagai macam acara, salah satunya bedah buku interaktif,bertempat di Perpustakaan pusat ITS Lt 2 kemarin(27/5). Buku yang 'dibedah' kali ini mengambil judul "Perjalanan Menuju Kebenaran",dengan pembicara Huttaqi( sang pengarang buku ).

Acara yang sarat dengan nuansa rohani, sastra dan filsafat ini banyak menimbulkan makna 'bersayap' (makna yang sesuai persepsi pribadi) bagi pembaca. Meskipun demikian, kondisi ini tidak menurunkan minat peserta untuk terus menyimak.

Menurutnya, "Buku ini bisa jadi buku legenda buku cerita atau sejenisnya", ujar Huttaqi, sebab didalamnya diulas habis tentang proses perjalanan kehidupan manusia dalam menuju kebenaran yang bisa dikroscek dalam kehidupan sehari-hari sesuai pengalaman masing-masing individu. "Tapi kebenaran yang bagaimana yang kita butuhkan?", terang penulis buku yang mengaku sering mengisi mailing list di dunia maya sejak 1998 ini.

"Bila kita berbicara kebenaran, kebenaran itu apa?, mari mengacu ke arah mana dan untuk siapa?", tegas penulis yang sudah mengeluarkan lebih dari 3 judul buku ini. "Tidak lain, kebenaran itu tidak bisa diukur oleh akal dan pikiran, melainkan dengan hati nurani yang kita miliki", terang pengisi segmen artikel Tecnocomputer di salah satu media terkenal nasional.

Acarapun semakin dipersuasif oleh penulis hingga sedikit memanas, meskipun sempat molor setengah jam. Akhirnya diibaratkan oleh Huttaqi, "Seseorang akan menuju arah kebenaran ini sampai ia mencapai angka 10", tuturnya. Dimana angka 10 merupakan angka desimal yang memiliki angka tertinggi 9 dan Huttaqi menjelaskan bahwa dalam Islam angka sempurna adalah 10. Sepuluh adalah suatu lambang atau simbol yang sangat tinggi maknanya. Huttaqi memaparkan bahwa angka 1 merupakan lambang rohani, sedangkan angka 0 adalah lambang jasmani. "Jelas, tersirat bahwa seseorang benar-benar sempurna bila sudah menyatu rohani dengan jasmaninya!", tegas Penulis yang tidak memiliki latarbelakang pendidikan sastra maupun filsafat ini.

Namun, yang perlu ditekankan adalah bagaimana cara kita sebagai manusia yang berakal pikiran dan berbudi ini untuk dapat mencapai angka sepuluh tersebut. Hal inilah yang merupakan tantangan bagi manusia untuk bisa menjawabnya. "Tiada kata lain, kesempurnaan menuju kebenaran dapat dicapai hanya dengan pendekatan diri kepada Sang Maha Mengetahui", tambah Huttaqi sebagai penutup. (mut/Alin)

Berita Terkait