Kegagalan kota Surabaya meraih Adipura tahun ini dikaji secara serius dalam forum ‘Reboan (Rabu-an)’ di Teknik Lingkungan ITS kemarin (9/6). Beberapa wakil dari Dinas Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup, Bapedalda Jawa-Timur, PDAM serta sebuah LSM yang bergerak di bidang kajian ekologi dan konservasi lahan basah, Ecoton, turut hadir berdiskusi. Acara yang diadakan tiap bulan ini juga membahas perbaikan pengolahan sampah di Surabaya.
"Surabaya perlu melakukan pengolahan tata kota dengan sampahnya secara lebih baik," ujar Prof. Johan Silas, di awal perbincangan. Beliau menunjukkan hasil penilaian kota Surabaya dalam program bangun praja (Adipura) kemarin. Hasil penilaian menunjukkan bahwa sarana kebersihan Surabaya mendapat nilai terburuk dibanding tiga kategori lainnya, yaitu perumahan, sarana kota dan sistem perairan. Dari tinjauan ini, maka sebuah usaha yang mendesak dan nyata harus dilakukan. Tidak saja dari pemerintah kota, tapi juga dari semua elemen masyarakat.
Dr. Ir. Eddy Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc, dosen TL ITS, mengangkat permasalahan limbah cair domestik, terutama bagaimana cara pengolahannya. Kajian diskusi dibatasi hanya pada masalah limbah kamar mandi, dapur dan cuci saja. Beberapa gambar dari hasil perburuannya di kawasan Surabaya kemudian diperlihatkan.
Lebih lanjut beliau menyebutkan bahwa limbah rumah tangga memiliki andil yang cukup besar dalam mencemari sungai-sungai kota. "Apalagi sungai brantas di Surabaya terletak di ujung aliran sungai tersebut. Jadi sampah yang berasal dari Malang, Kediri, Jombang dan seterusnya itu numpuk (terkumpul) di Surabaya," ujar Eddy.
Dinas Kebersihan, yang diwakili Kusno Wiharjo, mengungkapkan harapannya, bahwa pengelolaan sampah nantinya tidak lagi di TPA (tempat pembuangan sampah akhir), tapi sudah di TPS (tempat pembuangan sampah sementara) masing-masing. "Semoga dalam 5 tahun kedepan rencana ini sudah dapat diwujudkan," ujar Kepala Dinas Kebersihan ini. Kusno juga berpesan agar TL ITS mampu mengolah limbah kampusnya dari TPS-nya sendiri.
Di "tantang" seperti itu, Ir. Agus Slamet, M.Sc kemudian menjawabnya dengan sebuah pilot project. "Kita telah membentuk satu tim dari Teknik Lingkungan yang membahas penanganan sampah di ITS," ujar ketua jurusan TL ini menegaskan. Beliau pun menargetkan project ini selesai tahun depan. (ftr/Lin)
Kampus ITS, ITS News — Tak hanya dari program sarjana (S1) reguler, program sarjana terapan (D4) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Genap berusia 19 tahun 9 bulan, Giselle Hage resmi dikukuhkan sebagai wisudawan termuda pada gelaran
Kampus ITS, ITS News — Menyambut datangnya Bulan Syawal, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar acara Halal Bihalal
Kampus ITS, ITS News – Dalam kurun waktu 2020 – 2023, anggaran pencairan beasiswa yang berhasil dikumpulkan oleh Institut Teknologi