ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Evi : "Selagi muda kita harus banyak berprestasi".

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Evi, begitu biasanya Sylvia Sandyazmara Devi dipanggil, benar-benar tak menyangka kalau dirinya berhasil menyabet peringkat pertama Mawapres se-ITS Surabaya. Berawal dari keikutsertaannya dalam Mawapres tingkat FTSP, prestasi besar itu pun berhasil diraih.

Mahasiswi kelahiran Tanjungkarang, B.Lampung (2 April 1982) ini menuturkan pengalamannya untuk persiapan dan waktu pelaksanaan tes mawapres dengan gaya bicaranya yang lincah dan ceplas-ceplos. "Aku nggak nyangka kalau bisa menang mawapres tingkat institut. Berhasil masuk tiga besar saja sudah alhamdulillah, apalagi jadi juara pertama", katanya. Kabar itupun baru diketahui Evi hari ini(28/5) dari Kajurnya (Sipil, FTSP).

Seleksi pendahuluan yang dilaksanakan oleh jurusannya(t. Sipil) untuk mengikuti Mawapres tingkat Institut dijalaninya dengan kondisi yang kurang fit. "Waktu itu,aku lagi kena typhus, untung aku bisa lolos sampai ke fakultas". cerita evi dengan semangat. Dengan usaha dan doa serta restu dari orang tuanya, Evi,yang makalahnya mengambil judul "Penataan Kawasan Bersejarah Sebagai Salah Satu Upaya Pemulihan Industri Pariwisata Di Surabaya", berhasil mengungguli 23 calon mawapres lainnya dari FTSP dengan merebut juara pertama. Makalah itu dibuatnya hanya dalam waktu dua minggu. "Namun konsep mengenai hal itu sudah ada di kepalaku sejak dulu, jadi tinggal menuangkannya",jelas cewek yang juga pernah menjadi raki Jatim dan finalis Ning Surabaya ini.

Menurut EVI, Surabaya sebenarnya punya aset-aset pariwisata, misalnya gedung-gedung tua,kawasan etnis, yang potensial untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. "Tergantung juga dari usaha kita untuk menata dan memolesnya hingga mampu menarik wisatawan", imbuhnya.

Evi mencontohkan daerah Kembang Jepun yang sekarang sedang digarap oleh pemkot sebagai daerah tujuan wisata nantinya akan menjadi salah satu aset pariwisata Surabaya yang mampu menarik banyak wisatawan. Dengan penataan yang pas, diharapkan warga Surabaya yang dulunya sering keluar kota untuk berwisata sekarang dapat menikmati liburan di kotanya sendiri.

Selain itu, dipandang dari sisi teknik, makalah Evi ini telah mampu mewakili semua bidang ilmu teknik yang ada di FTSP, baik dalam hal Arsitektur, Planologi, Geodesi, Lingkungan, Despro dan sipil sendiri.
Untuk mawapres tingkat institut, menurut Evi, proses seleksinya tidak jauh beda dari yang di fakultas.

Menyadari bahwa lawan-lawan yang dihadapinya lebih tangguh-tangguh maka dalam seleksi mawapres tingkat institut, Evi mencoba meraih poin dengan melakukan presentasi makalahnya dalam bahasa Inggris disamping tetap berusaha meraih poin dari nomor penilaian yang lain. Karena itu, tak mengherankan predikat Mawapres tingkat Institut berhasil disandangnya.

Anak tunggal dari pasangan M.Rifai dan Nurmaya Umiyati ini merasa bersyukur karena dikaruniai orang tua yang selalu mendorong dan mendukungnya untuk terus berprestasi. "Ayahku dulu sampai sakit karena kecapean nganterin aku nyari barang-barang buat keperluan lomba busana daerah", kenang Evi. Tak heran,Evi sangat mengidolakan kedua orangtuanya. Karena banyaknya prestasi yang berhasil diraih, satu lembar CV yang diberikan tidak cukup untuk menulis semua prestasi yang telah berhasil dicapai oleh penggemar tempe penyet ini."Selagi masih muda maka inilah kesempatan untuk berprestasi sebanyak-banyaknya dan jika sudah tua nanti, kita harus terus mendorong anak-anak kita untuk terus berprestasi", tegas Evi.

Menurut penyuka warna pink ini, semua prestasi yang berhasil diraihnya tak lepas dari restu kedua orangtuanya dan kerja keras serta doa untuk mewujudkannya. "Karena itu, dalam setiap kegiatan jangan lupakan doa restu dari orang tua kita", imbuh Evi.
Yah… selamat untuk Evi dan teruslah berprestasi.(m6/Lin)

Berita Terkait