ITS News

Selasa, 23 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Einstein pun Gemari Dunia Lain

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti diketahui, fisika klasik yang dibangun sejak abad ke-16 menyatakan bahwa ruang, waktu dan materi bersifat absolut, tidak terbatas, tidak berubah dan universal. Namun oleh Einstein, landasan fisika klasik ini ditentang dengan efek fotolistrik dan Teori Relativitas Khusus (TRK).

"Di dalam teori relativitas khusus, ruang dan waktu tidak absolut, tidak berdiri sendiri, saling terkait satu sama lain dan merupakan satu kesatuan," papar Agus Purwanto, DSc dalam studium general Einstein dan Dunia Lain, Selasa (2/3) siang. Pekerja LaFTiFA (Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam) Fisika ITS ini menambahkan Einstein melangkah lebih jauh dengan menyatakan semua hukum fisika harus berbentuk sama bagi semua kerangka yang bergerak relatif dengan laju konstan. Dua prinsip tersebut menghasilkan TRK yang berimplikasi pada pengerutan ruang dan pemuluran waktu.

Ide Einstein ini tetaplah sulit diterima ilmuwan lain, apalagi masyarakat awam. Karena efek pengerutan ruang dan pemuluran waktu hanya efektif untuk gerak laju tinggi dan tidak mungkin diamati dalam fenomena keseharian. " Oleh karena itu, George Gamow menulis Mr Tompkins in Wonderland untuk membantu memahami implikasi TRK ini. Ceritanya, pada suatu hari…Pak Tompkins sedang mendengarkan kuliah TRK, ya seperti kalian sekarang ini mungkin. Lalu dia tertidur dan tiba-tiba ia sudah berada di dunia lain. Di dunia mimpi," ungkap Agus di awal cerita.

Dalam mimpinya, Pak Tompkins sedang berdiri di pinggir jalan. Tak ada yang aneh dari lingkungan barunya itu sampai ia menyadari bahwa seorang pengendara sepeda melintas sangat lambat didepannya. Pak Tompkins pun menyimpulkan kecepatan batas alam di lingkungan barunya itu rendah, hanya 30 kilo meter per jam.

Karena penasaran, Pak Tompkins kemudian meminjam sepeda dari orang lain dan mulai mengayuhnya. " Ia berharap dirinya akan memendek, namun alangkah terkejutnya Pak Tompkins karena dirinya dan sepeda yang dipakai tidak mengalami perubahan. Malah jalan yang dilaluinya terlihat memendek. Jendela toko juga menjadi sempit. Menyadari temuannya, Pak Tompkins pun berteriak gembira. Ia kemudian menyimpulkan bahwa peristiwa itu sesuai dengan TRK yang baru saja dipelajarinya dalam kuliah," ujar Agus.

Dosen Fisika MIPA ini kemudian menceritakan Pak Tompkins yang baru menyadari kebenaran TRK, ingin membaginya dengan pengendara sepeda itu. Namun sekali lagi Pak Tompkins dikejutkan dengan jawaban Si Pengendara yang menyatakan tidak aneh dengan semua kejadian itu. "Pak Tompkins menyimpulkan bahwa pastilah ia penduduk asli daerah tersebut dan telah terbiasa dengan keadaan ini sejak baru belajar merangkak," simpul pria berkumis ini.

Kejadian terakhir yang membuat Pak Tompkins semakin memahami TRK adalah saat ia bertemu seorang pria 50 tahunan yang dijemput wanita tua di Stasiun Kereta Api. Anehnya, wanita tua itu menyebut sang pria dengan sebuatan kakek. Pak Tompkins kemudian bertanya pada pria itu mengapa dirinya dipanggil kakek, padahal ia lebih muda dari wanita tua itu. Pria itu tersenyum dan menceritakan dirinya adalah seorang bisnisman yang sering berkelana jauh, akibatnya proses penuaannya berlangsung lebih lambat. Pemuluran waktu pun terbukti.

"Jadi nanti kalau ada orang yang bertanya kepada fisikawan bagaimana agar bisa awet muda, jangan dikasih obat dan jamu-jamu. Tapi suruh dia sering bepergian dengan kecepatan cahaya," kelakar Agus yang disambut tawa peserta Studium General di Gedung Rektorat itu.

Sedangkan dunia lain kedua yang terinspirasi dari Teori Relativitas Umum (TRU) Einstein adalah penggabungan Grand Unified Theory (GUT) dengan teori Supersimetri menjadi SUSY GUT. Di dunia Susy, diperkenalkan super ruang delapan dimensi, empat dimensi ruang waktu plus empat dimensi Grassman. Di dalam empat dimensi Grassman ini tinggal partikel-partikel seperti elektron, squark, fotino, quark dan foton. (ftr/rin)

Berita Terkait