ITS News

Jumat, 19 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

DLN Singgung "Kesenjangan Iptek" Di Jatim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berjalannya waktu merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan seiring dengan perkembangan peradapan manusia. Peradaban kehidupan masyarakat yang dulu agraris berubah ke industri dan kini mulai bergeser ke arah pengembangan teknologi komunikasi dan informasi. Oleh karena kemajuan pesat teknologi ini dalam persaingan ekonomi dunia, kita tak lagi mengenal batas peta politik dan batas antar negara.

Meninjau fenomena yang tengah terjadi di masyarakat kita, "Sudahkah masyarakat dekat dengan perkembangan semacam ini?" sebuah pertanyaan dilontarkan oleh Mardijono kepala Badan Pengelolaan Data Elektronik Propinsi Jatim, saat mempresentasikan makalahnya di Seminar dan Yearly Meeting Indonesia DLN 2003 (22-23/10).

Ada istilah dari teknokrat "be e or be eaten". " e disini berarti elektronik," kata kepala BPDE, "dan e- disini bisa dipandang sebagai e-Commerce, e-Bank, e-Mail, e- Education, e-Government dan lainnya," sambungnya lagi.

Mardijono mengungkapkan bahwa Digital Library Network(DLN) Indonesia sedang dihadapkan pada persoalan kondisi masyarakat, penerapan tekonologi komunikasi dan informasi yang memperhatikan mereka, "Khususnya terhadap permasalahan kesenjangan iptek dan informasi yang tidak merata," jelas Mardijono.

Dari data lapangan Juli 2003 diketahui bahwa
jumlah registrasi domain di Jatim sebanyak 2.024 domain. " Petani di lingkungan rumah saya tidak tau cara menggunakan internet, sehingga kadang saya harus urun rembuk dengan mereka mengenai teknologi terbaru pertanian yang saya dapat dari internet." kata Mardijono.Informasi yang didapatkan dari internet memang memiliki aspek kemudahan dan kecepatan dalam pertukaran akses informasi, sehingga sangat bermanfaat bagi usernya.

Pemerintah bisa merespon persoalan ini dengan menetapkan kebijakan pengembangan dan pendayagunaan Telematika yang ditetapkan dengan Inpres No. 6 tahun 2001. Dari sini pemerintah dapat melakukan publish (komunikasi satu arah) dalam memberikan layanan yang berisi data dan informasi bagi masyarakat secara online, pangkas Mardijono. (mut/Lin)

Berita Terkait