ITS News

Sabtu, 11 Mei 2024
15 Maret 2005, 12:03

Dirjen, "Perguruan Tinggi Menjadi Tumpuan Masyarakat. &quot

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Silaturahmi antar pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, akan mengagas terbentuknya suatu Peguyupan Jaringan Kerjasama antar PTN(Perguruan Tinggi Negeri)—meski nama paguyuban masih dibicarakan dalam rapat tersebut. Pembentukan pertemuan ini didasarkan atas adanya persoalan-persoalan seputar pendidikan nasional yang berkembang saat ini.

Permasalah mutu dari PTN dalam mengahadapi persaingan bebas, otonomi kampus, PTN sebagai perekat bangsa, serta membahas isu-isu penting yang berkaitan dengan pendidikan tinggi.

Menurut, Prof. Dr.Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, Dirjen Dikti yang mewakili mendiknas pada kesempatan ini, mengungkapkan bahwa untuk mengahadapi era globalisasi, suatu lembaga pendidikan tidak hanya dituntut sebagai tempat untuk mencari ilmu pengetahuan saja, tetapi harus lebih daripada itu. Suatu perguruan tinggi harus mempunyai muatan moral, "Dikarenakan suatu perguruan tinggi menjadi tumpuan bagi masyarakat," terangnya.

Disamping itu, tambahnya, PTN di harapkan agar peduli terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya dalam membantu pengembangan sekolah-sekolah. Kenapa diperlukan pengembangan sekolah? Pasalnya, lulusan dari sekolah juga akan menentukan dari kualitas suatu perguruan tinggi, "Untuk itu diperlukan berbagai program untuk merealisasikan itu," jelas beliau yang sebelumnya datang agak terlambat.

Oleh karenanya, sinergi antar lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi. Dimana potensi yang dimiliki antara PT yang satu belum tentu akan sama dengan PT yang lainnya. Hal inilah yang diharapkan juga untuk dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. "Kalau sinergi antar lembaga kuat, maka persatuan juga akan kuat," tandasnya lagi.

Untuk itu, perguruan tinggi dituntut terbuka dan tidak sempit pikirannya, memiliki misi yang terfokus, dan tidak terjebak secara struktural. Kesemuanya itu untuk menjadikan agar perguruan tinggi dapat berperan lebih luas, efisien, dan efektif. "Beberapa hal yang telah disampaikan hendaknya dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi," ujarnya berharap.

Mengenai pertemuan ini sendiri dihadiri oleh kurang lebih 52 rekor dari berbagai universitas, Institut, dan politeknik negeri se-Indonesia. Pertemuan ini tidak dihadiri oleh 5 rektor yang berhalangan. Dengan agenda membahas berbagai permasalah diatas serta menentukan ketua serta arah dan kebijakan paguyuban ini. (rom/li)

Berita Terkait