ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Digandeng Swasta, FTK ITS Kerja Sama Tangani Galangan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kerja sama itu ditandatangani oleh Dekan Fakultas Teknik Kelautan ITS (FTK-ITS), Ir. Asjhar Imron MSc, MSE, PED dengan Direktur Utama PT Caputra, Cilegon, Jumat (5/3) siang di Kampus
ITS Sukolilo.

Kerja sama ini bertujuan untuk saling mengembangkan potensi yang dimiliki oleh keduabelah pihak. ITS punya sumber daya manusia yang handal di bidang itu, sedang PT Caputra punya aset
yang memang belum memiliki SDM yang handal untuk mengelolanya. Dari dua keinginan itulah maka bentuk kerja sama ini teralisir," kata Asjhar Imron.

Dijelaskannya, karena PT Caputra memiliki aset yang cukup besar di bidang galangan, maka FTK pun kemudian tertarik untuk melakukan kerja sama ini. "Apalagi
setalah kami melakukan kunjungan ke lokasi perusahaan itu, ternyata keinginan berkembang dan melakukan perluasan pekerjaan untuk bidang teknologi kelautan terus dilakukan oleh PT Caputra," katanya.

Mereka, kata Asjhar Imron juga menangani
pengoperasian kapal pesiar baik yang ada di Jakarta maupun di Pulau Bali. "Setelah kerja sama ini, potensi
ini perlu didukung oleh FTK, baik didalam menyiapkan atau membuat kapal-kapal pesiar mereka maupun berbagai jenis keperluan wisata bahari," katanya.

Sementara Dirut PT Caputra, Heru Purnomo
mengistilahkan, kerja sama dengan ITS itu merupakan sebuah wujud perkawinan antara dunia industri dengan perguruan tinggi, yang tidak boleh bisa dipisahkan. "Kalau perlu perkawinan ini menghasilkan keturunan-keturunan yang lebih banyak dan berkualitas.
Dan saya yakin itu, karena saya punya prinsip di dalam berusaha harus membuat keturunan-keturunan baru," katanya.

Dijelaskannya, PT Caputra sendiri selama ini bergerak diberbagai bidang mulai plat baja, pembuatan ponton, pengoperasian kapal pesiar, hingga galangan kapal.

"Galangan kapal yang kami miliki sekarang punya sejarah pendirian yang unik. Waktu itu, kami mempercayakan reparasi kapal pesiar pada sebuah perusahaan galangan kapal yang ada, tapi setelah selesai diperbaiki, semua awal kapal kami menangis, karena kapal pesiar yang selama ini dielus-elus, dimandikan kembang, penuh dengan wewangian, setelah keluar dari galangan penuh dengan oli. Mereka menangis, lalu kami kemudian berpikir kenapa tidak membuat galangan kapal sendiri," katanya panjang lebar.

Kini, katanya melanjutkan, melalui kerja sama dengan FTK ITS, kami berharap pengalaman tradisional kami itu bisa ditingkatkan untuk mengembangkan sistem galangan kapal yang baik dan berkualitas. "Bukan hanya itu kami
juga berkeinginan bisa membuat berbagai kebutuhan untuk keperluan wisata bahari," katanya. (Humas ITS,5 Maret 2004)

Berita Terkait