ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Desain Perahu Kami Strict

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti diberitakan, pada 11-17 Juli lalu, 18 mahasiswa ITS berangkat ke Rockland untuk mengikuti even The International Festival of Seamanship and Boatbuilding (Festival Internasional Kelautan dan Pembuatan Perahu). Di arena tersebut, berlaga mahasiswa dari sejumlah negara di antaranya tuan rumah AS, Inggris, Prancis, Kanada dan Rusia. Dari ITS, ke 18 anggota tim itu berasal dari beberapa jurusan, antara lain Teknik Kelautan, Sistem Perkapalan, Teknik Perkapalan dan Politeknik Perkapalan.

Sayang, kedatangan tim berprestasi ITS dari AS itu terkesan sepi dari sambutan. Rektor ITS Prof Ir Soegiono masih berada di Jakarta. Begitu pula Pembantu Rektor IV ITS Dr Ir Daniel M. Rosyid. Sedangkan BEM ITS yang sebelumnya sempat menyatakan akan membuat pesta penyambutan, juga terlihat adem ayem.

"Kami tidak kecewa, meski penyambutannya biasa-biasa saja," kata Mangoloi M. Siallagan, yang kemarin tiba kembali ke kampusnya bersama dua orang temannya yakni Sukisno dan Hilmi Amrullah. Dua orang temannya yang lain masing-masing Anjar Ciptandini (koordinator tim) dan Muhammad Habibie (koordinator Public Relation) masih berada di Jakarta untuk menemui Menteri Pariwisata. Sedangkan sisanya langsung pulang ke rumahnya masing-masing .

Ketika diminta menceritakan pengalamannya selama mengikuti festival, Oloi mengatakan sangat mengasyikkan. "Begitu kami tiba di sana, Lance Lee, mantan presiden Atlantic Challenge 2000 sempat kaget. Dia sepertinya tak percaya kalau kami benar-benar ikut festival," katanya. Diceritakan, Lee pada September 2001 pernah meninjau persiapan tim ITS. "Waktu itu, perahu kami belum apa-apa. Jangankan kerangka, kayunya saja belum ada. Apalagi soal organisasi dan pendanaan. Kepada Lance kami hanya mengatakan I will do it dan dia rekam di kaset untuk ditunjukkan ke komisi penyelenggara sebagai bukti keikutsertaan kami," tutur Oloi.

Soal keberhasilan mereka meraih Spirit of Atlantic Challenge, baik Oloi, Sukisno maupun Hilmi menduga, itu tidak lepas dari kepatuhan mereka terhadap peraturan lomba. "Di samping Nusantara (nama perahu tim ITS) benar-benar strict design, kami tak pernah mencuri start selama perlombaan seperti dilakukan peserta lain," tutur Sukisno. Sportifitas yang ditunjukkan tim ITS itu tampaknya membuahkan nilai plus buat mereka.

Di sela mengikuti festival, di antara tim dari ITS itu ada yang sempat ditawari kerja di AS. "Tapi, tawaran itu tak langsung kami terima," kata Hilmi.(ani)

Berita Terkait