Ajakan itu disampaikan Dedy Mizwar dalam dikusi film bertajuk "Film Indonesia Bangkit" yang digelar Jurusan Desain Komunikasi Visual FTSP ITS, Senin (13/12) siang di Kampus ITS bersamaan dengan pemutaran terbatas film Ketika yang disutradarai oleh Deddy Mizwar sendiri.
"Saya merasa berbahagia jika Kampus ITS sudah berani melakukan pemutaran film, film Indonesia, dan ini salah satu pertanda atau indikator film Indonesia akan bangkit, karena biasanya kampus menolak memutar film Indonesia," katanya.
Deddy Mizwar berharap kampus-kampus lain juga akan melakukan hal sama, bisa mengapresiasi film-film Indonesia. "Selama ini perguruan tinggi alergi jika harus memutar film Indonesia, tapi kini sudah tidak lagi. Karena itu saya berharap banyak kepada perguruan tinggi, kepada ITS, karena perubahan selama ini selalu datang dari dalam perguruan tinggi," katanya.
Atas dasar itu pula, pemeran utama dalam Film Naga Bonar ini meminta insan film juga harus bisa bertanggungjawab terhadap karya-karya yang dihasilkannya. "Jangan sampai film-film yang dibuatnya mendapat kritik dari masyarakat dan bahkan diminta ditarik dari peredaran. Kalau ini yang terjadi maka lama kelamaan tidak akan ada film buatan Indonesia lagi," katanya.
ITS Pertama
Tentang film Ketika, Deddy menjelaskan, film itu dibuat untuk mentertawakan diri sendiri, sehingga memang berbentuk komedi satir untuk tontonan keluarga. "Saya ingin melalui film ini bisa mengajak keluarga untuk kembali menonton di bioskop, setelah film-film di televisi yang disuguhkan melalui sebuah sinetron kini mulai dibenci orang, dianggap telah merusak pribadi anak-anak," katanya.
Lakon Ketika itu sendiri bersetting di anta-berantah, ketika hukum benar-benar ditegakkan di negeri itu, ketika seorang konglomerat Pak Tajir Saldono yang diperankan oleh Deddy Mizwar sendiri bangkrut dan berusaha ingin bunuh diri dari gedung pencakar langit.
"Film ini jawaban untuk masyarakat yang ingin kembali menonton di bioskop bersama-sama keluarga, sekaligus jawaban bagi mereka yang mengerti film tentang film lain yang bukan bercerita tentang remaja. Saya ingin membuktian meski bukan film remaja yang selalu identik dengan seks dan kebebasan, masyarakat juga mau menonton di bioskop. Tapi saya yakin jika ada remaja yang tertarik dan bisa menikmati film ini mereka adalah remaja yang mau berpikir beda," katanya
Kampus ITS sendiri, kata Deddy Mizwar, merupakan kampus pertama yang disinggahi film Ketika dalam rangka promosi. "Saya berencana akan melakukan keliling ke kampus-kampus lain di luar Jawa pada Januari tahun depan," katanya. Deddy mengakui, diluar dugaan apresiasi film di kalangan mahasiswa ITS sedemikian besar. (Humas/bch)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar servis sepeda motor gratis bagi teknisi pembaca meter
Tuban, ITS News – Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut mendukung percepatan digitalisasi sektor pertanian melalui
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sukses memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam
Kampus ITS, ITS News – Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan pemetaan dan digitalisasi data spasial di