ITS News

Sabtu, 20 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

CEO RINA Beri Keanggota Gratis kepada 60 Mahasiswa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Keanggotaan dari asosiasi profesi yang telah diakui di lebih 90 negara di dunia itu, kata Blakeley, dapat untuk meningkatkan daya tawar di pasar kerja. "Keanggotaan ini bukan sembarang keanggotaan, tapi dapat berfungsi untuk meningkatkan daya tawar kelak di dalam mengisi lapangan pekerjaan," katanya.

Bukan hanya itu, melalui keanggotaan RINA tersebut, para anggotanya juga dapat meniti karier melalui asosiasi tersebut dengan berbagai kerja sama yang mungkin bisa dilakukan dengan sesama anggota di seluruh dunia. "Kami memberikan gratis untuk tahun pertama untuk 60 mahasiswa ITS, selanjutnya Anda akan bisa merasakan manfaatnya dan di tahun kedua bisa diperpanjang," katanya.

Sebelumnya, RINA telah memberikan pengakuan internasional kepada tiga orang dosen FTK ITS dengan status anggota level 2 (MRINA), masing-masing kepada Ir Daniel M. Rosyid PhD, Dr Djauhar Manfaat, dan Dr I Ketut Aria Pria Utama.

Ketiganya berhasil meraih pengakuan tingkat internasional itu setelah melalui proses penilaian yang sangat ketat, meliputi catatan prestasi akademis, penelitian dengan dana besar, pengabdian profesi dan penyajian makalah dalam seminar dan jurnal nasional maupun internasional.

Menyusul tiga orang tersebut, saat ini RINA telah memberikan status keanggotaan level 4 (GMRINA) kepada beberapa dosen dan praktisi bidang kelautan. Beberapa orang diantaranya adalah Ir Suryo Widodo Ajie MSc (Kajur Teknik Sistem Perkapalan ITS), Putu Sindhu Asmara, ST MT (dosen Poltek Perkapalan Negeri Surabaya ITS) dan Didi Kurniadi, ST (Surveyor BKI, lulusan Teknik Perkapalan ITS).

Dikatakan Ketut, yang ikut mendampingi Blakeley, kehadiran CEO RINA tersebut selain untuk lebih mendekatkan masyarakat kelautan Indonesia kepada asosiasi profesi tersebut, juga untuk melakukan reakreditasi terhadap FTK. "Selama ini FTK memang telah terakreditasi oleh RINA, tapi setelah beberapa tahun mereka perlu mengecek kembali terhadap hasil akreditasi tersebut," kata Ketut.

Dosen Teknik Perkapalan ini mengatakan, program studi pada Fakultas Teknologi Kelautan yang pernah diakreditasi oleh RINA pada tahun 1990-an akan dievaluasi kembali untuk mendapat pengakuan internasional yang baru. Dengan adanya pengakuan tersebut akan menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dan pengajaran yang diberikan sudah memenuhi standar internasional. "Lebih dari itu, pengakuan tersebut juga diharapkan berdampak pada diterimanya lulusan FTK ITS untuk bekerja di manca negara, khususnya negara-negara persemakmuran Inggris," katanya.

Menurut Ketut, melalui akreditasi lembaga dalam hal ini FTK dan keanggotaan dari para mahasiswa tersebut, diharapkan lulusan FTK akan memiliki daya saing dan tawar makin tinggi di bidangnya. "Ini penting untuk mempersiapkan pasar global. Tanpa keanggotaan profesi semacam RINA ke depan sulit kita akan bisa memperoleh pengakuan internasional," katanya.

Karena itu, katanya menambahkan, bagi ITS kehadiran Blakeley menjadi sangat penting berkait dengan keinginan ITS untuk mendapatkan pengakuan secara internasional (internationally recognized). "Melalui akreditasi dan keanggotaan itu pula, diharapkan kualitas lulusan FTK ITS akan lebih diakui di tingkat dunia. Sebagai sebuah asosiasi profesi perkapalan dan kelautan yang tertua di dunia, maka RINA memang sudah tidak diragukan lagi reputasinya," katanya.

Ketut menambahkan, Blakeley, besok juga akan mengadakan pertemuan dengan masyarakat kelautan (marine societies) Indonesia. "Selain bertemu dengan masyarakat kelautan, kunjungan Blakeley juga berkaitan dengan rencana pembentukan RINA Indonesian Branch, dimana ITS diharapkan akan menjadi penggerak utamanya. Perlu diketahui, cabang sejenis sudah berkembang di Malaysia dan Singapura," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait