ITS News

Sabtu, 20 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Biosistematik, Senter Perkembangan Biologi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Naik turunnya perkembangan suatu ilmu dipengaruhi oleh kemajuan bidang lain. Apabila suatu bidang sudah tidak mempunyai kemajuan yang signifikan, maka bidang tersebut hanya akan menjadi dasar bagi perkembangan ilmu yang lain. Misalnya saja ilmu Biosistematik, salah satu ilmu yang menyusut. Ujung permasalahan inilah menurut Nurlita Abdulgani MSi masih sangat penting Biosistematik dipertahankan, bukan sebaliknya, ujar ketua pelaksana Seminar Nasional Biologi ini. Demikian tema yang diusung dalam seminar sehari itu "Peranan Biosistematika Dalam Menunjang Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati" yang bertempat di ruang seminar Rektorat lantai 3, Sabtu (25/9)kemarin.

Menurut pandangan pemakalah utama pertama, "Biosistematik sebagai ilmu yang mengelompokkan organisme dalam kelompok yang berkerabat sesuai filogeni atau nenek moyangnya," ujar Djoko T. Iskandar. "Sedangkan, taksonomi merupakan ilmu yang mengelompokkan organisme sesuai tingkat kesamaan atau kemiripan yang dimiliki," sambungnya lagi.

"Inilah yang menjadi senter penting dalam perkembangan Biologi," kata guru besar dari ITB ini. "Hal tesebut mengingat bahwa 16% dari jumlah semua spesies di dunia berda di Indonesia dan inilah menjadikan Indonesia sebagai negara terkaya kedua di dunia (termasuk flora dan fauna)," lanjut Djoko.

Dimisalkannya burung dimasukkan dalam kelas Aves yang setingkat dengan kelas Reptilia, namun menurut analisis biosistematika maka burung dapat dimasukkan dalam kelompok yang sama dengan buaya. "Disini kita melihat adanya perubahan konsep dan pergeseran paradigma yang sangat mendasar", ungkap dosen yang sudah mendiskripsikan 12 spesies di Indonesia. "Kalau dahulu penamaan spesies dalam kategori taksonomi yang mempunyai nilai yang tidak diragukan, namun kini masalah penamaan menjadi sekunder, meningat ilmu biosistematik lebih mementingkan analisis filogeni yang sering dikaitkan dengan ilmu evolusi dan biogeografi," jelas Djoko di depan 110 peserta seminar.

menurut Djoko, kondisi inilah penting untuk tetap mempertahankan Biosistematik, mengingat Perkembangan Biosistematik di Indonesia secara agresif akan meningkatkan Indonesia menjadi negara yang berpotensi terkaya dengan jumlah spesies tertinggi di dunia. "Hal ini dapat menjadi daya tarik untuk masuknya peneliti luar negeri maupun dalam negeri sendiri untuk melakukan penelitian dengan arah berwawasan konservasi (tidak merusak lingkungan)pada masa depan," pungkas Djoko T. Iskandar di sela menutup makalahnya. (mut/bch)

Berita Terkait