Gempa tektonik berkekuatan 8.9 dalam skala Richter telah mengguncang lebih dari sepuluh negara di Asia. Merusak tujuh negara, salah satunya Indonesia. Tiga titik pusat gempa terjadi Samudera Hindia, dan menyebabkan gelombang air laut besar yang lebih dikenal dengan nama "Tsunami". Gelombang tersebut meratakan sebagian besar kota Aceh.

Tercatat lebih dari 27.000 jiwa tewas dalam bencana alam tersebut dan kerugian harta benda hingga milyaran rupiah. Musibah yang memilukan tersebut menarik perhatian dunia, termasuk ITS. Untuk itu, demi membantu saudara kita yang terkena musibah, BEM ITS menggelar aksi turun ke jalan.

Aksi yang berlangsung sekitar 90 menit tersebut mendapat respon positif dari masyarakat Surabaya, terutama yang sedang berada di jalan. "Terlihat dengan jelas bahwa masyarakat mendukung," ujar Adit, salah seorang anggota BEM ITS.

Dalam aksi sosial tersebut, BEM ITS dibantu perwakilan dari tiap HMJ dan bekerja sama dengan BEM Unair. Aksi itu dipusatkan di lima tempat, yaitu persimpangan Kertajaya, RSU dr Soetomo, Tugu Pahlawan, Hotel Sahid dan Konjen AS. Cara yang digunakan cukup simple, mereka membagikan stiker dan bunga tanda belasungkawa sembari mengelilingkan kotak sumbangan dana. Sasaran utamanya adalah pengguna jalan yang sedang berhenti karena lampu merah.

"Aksi ini adalah kelanjutan dari kemarin. Kami membuat beberapa posko disekitar kampus," terang Widodo selaku koordinator. Di hari pertama (28/12), mereka berhasil mendapatkan sumbangan sekitar tiga juta rupiah.

Di akhir penghitungan di BEM ITS, hasil penggalangan dana mencapai lebih dari 21 juta rupiah. Dan rencananya aksi turun ke jalan ini akan dilakukan tiap hari hingga Senin (3/1). Rencananya dana tersebut akan ditransfer melalui BNI cabang ITS. "Itu masih menunggu koordinasi," jelas Widodo.

Selain sumbangan dalam bentuk financial, BEM ITS juga menerima titipan sumbangan berupa sembako dan pakaian layak pakai. Pengumpulan sumbangan melalui BEM ITS akan dilayani hingga Senin (3/1). Tidak hanya BEM yang menggalang titipan bantuan melainkan juga komunitas seperti UK Pramuka, UK PLH Siklus, JMMI, dan komunitas mehasiswa lain.

Dalam aksi turun ke jalan siang itu, ada hal yang cukup mengharukan, mereka dibantu beberapa anak jalanan yang berada di sekitar tempat aksi. "Mereka sebenarnya sudah susah, tapi masih sempat ikut memikirkan saudara kita yang ada di Aceh. Sangat mengharukan," ujar Yeka.(ech/sep)