ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Bem Butuh Dukungan Ormawa ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mendengar kata mahasiswa baru (MABA) ITS, mahasiswa lama langsung mengkaitkan dengan pengkaderan yang buntutnya menjurus ke arah perploncoan. Itulah doktrin yang selama ini masih terbayang di benak kita. Padahal kaderisasi itu merupakan serangkaian pola untuk mencetak kader, yang tidak cukup terwakili oleh kegiatan serupa Bakti Kampus atau Student Day.

BEM ITS tak mau ketinggalan dengan kegiatan yang telah menjadi agenda turun temurun ini yaitu Bakti Kampus (BK), mulai BK yang legal (berakhir pada 1997 lalu) sampai BK ilegal. Meskipun pihak rektorat melarang, tak menjadi halangan bagi BEM ITS untuk tetap melaksanakannya.

Lalu bagaimana Bakti Kampus yang dikatakan Istimewa ini? Adakah yang berbeda dari BK-BK terdahulu? Pertanyaan ini masih menjadi suatu ganjalan di kalangan mahasiswa angkatan 2003. "Yang jelas format BK dari tahun ke tahun dibuat beda, biar ada cirinya," terang Nia, PJ BK 2003/2004. Salah satu alasan mengapa disebut istimewa, menurut Nia, karena pelaksanaannya diakhir semester genap, seperti BK tahun 2001 lalu.

Mengenai format BK Istimewa, Sekjen BEM ITS, Fahruddin Arrozi mengatakan BEM sendiri menawarkan usulan metodologinya meliputi bakti sosial, pemutaran film, kontemplasi dan kegiatan outbond lainnya. Itu pun masih dalam perundingan dengan wakil-wakil himpunan tiap jurusan yang tergabung sebagai SC. "Diterima atau tidaknya usulan itu, kami serahkan sepenuhnya kepada mereka," jawab Arrozi mantap.

Memang BEM ITS ingin sekali mewujudkan suasana integralistik di kalangan mahasiswa se-ITS, entah itu dari jurusan mana saja, termasuk kompleks mahasiswa D3 Teknik Sipil yang notabene kampusnya berada jauh dari kampus pusat.

BK yang sejak awal direncanakan pada pertengahan Mei kemarin mendadak diubah jadwal pelaksanaannya, melihat kondisi tiap jurusan dan banyaknya kegiatan pada bulan Mei ini. Partisipasi himpunan untuk mensosialisasikan BK sangat diharapkan. "Kegiatan ini sangat perlu diikuti oleh seluruh mahasiswa 2003, terlebih ketika kegiatan pengkaderan beberapa jurusan lalu sempat mendapat larangan dari pihak rektorat," imbuh Nia.

Namun demikian, masalah legalitas masih menjadi tanggungan bagi pihak penyelenggara sendiri. "Kami sudah mengajukannya ke PR III, tetapi hingga saat ini masih belum ada jawaban dari beliau," ujar Arrozi. Legalitas untuk kegiatan ini, bagi BEM bukanlah hal utama yang harus ada.Walaupun nantinya tidak diijinkan, mereka harus menyusun strategi lagi dengan mengandalkan kerjasama seluruh ormawa di ITS. (d1ti/Lin)

Berita Terkait