ITS News

Kamis, 18 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Belum Ada Partai Politik Angkat , Visi Kemaritiman dalam Kampanye

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Padahal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang juga sebagai Negara Kepulauan Republik Indonesia hal ini amat penting, tanpa visi yang jelas tentang kemartimian, kita akan tetap dipermainkan oleh bangsa lain.

Demikian dikemukakan Sekretaris Dewan Maritim
Indonesia, Djuanda, SIP, Kamis (18/3) dalam acara stadium generale tentang Pencerahan Visi Kemaritiman dalam Pembangunan eopolitik Indonesia, yang diadakanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. "Seharusnya para parpol sadar akan pentingnya memiliki visi kemaritiman, mengingat nature dari Indonesia adalah sebagai negara kepulauan, yang memang haruskuat di bidang kemaritiman," katanya.

Djuanda, yang semasa pemerintahan Gus Dur dijuluki sebagai tim pembisik Presiden mengatakan, krisis yang melanda Indonesia saat ini, baik yang menyangkut krisis kualitas ketahanan, krisis demokrasi,
disintegrasi dan lainnya disebabkan karena bangsa ini telah melupakan nature-nya sebagai negara kepulauan.
"Itu sebabnya ke depan kita harus memilih pemimpin yang memiliki visi tentang kemaritiman. Ini penting karena sesungguhnya persoalan Indonesia ada pada kemaritiman, jika sektor kemaritiman dikuasai maka
akan selesailah persoalan yang kini melanda Indonesia. Tapi jika soal ini tidak dipahami maka Indonesia akan pecah," katanya.

Coba diingat tentang masa lalu Indonesia dahulu, kata Djuanda menambahkan, betapa kekuatan nusantara dahulu terpecah belah hingga dapat dijajah, itu karena setor
kemaritiman kita telah dikuasai terlebih dahulu oleh para penjajah. "Apakah kita meski mengalami sejarah
itu lagi?" katanya bernada tanya.

Djuanda kemudian menyebut tentang kondisi pelabuhan kita yang sudah tidak mampu bersaing."Ini karena visi kemaritiman pemimpin kita sangat minim. Padahal jika
kita mau berpikir lebih luas lagi, potensi itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan sector lainnya yang bisa dicapai," katanya.

KAMPUS SANGAT STRATEGIS

Menurut Djaunda yang dikenal sebagai pakar di bidang geopolitik ini, kampus harusnya kini sudah memulai untuk sadar akan pentingnya pengetahuan kemaritiman
yang berkait dengan geopolitik. "Mahasiswa amat strategis mengetahui dan mendalami ini, karena nanti ketika mereka menjadi pemimpin bisa mengempelemtansikannya dengan baik dan benar," katanya.

Dikatakannya, kampus juga punya posisi yang sangat strategis untuk mengembangkan visi kemaritiman ini."ITS harus segera memulainya, dan sebagai langkah
riil, maka kegiatan semacam stadium generale ini harus terus menerus diagendakan, dan kalau perlu kemudian dilakukan pembukaan program studi yang memang mengarah
kepada pemahaman tentang geopolitik," katanya.

Pensiunan kolonel yang kini masih aktif didalam kegiatan analisis intelejen ini mengajak kampus, khususnya ITS, untuk mengkritisi parpol yang memang tidak memiliki visi kemaritiman.

Bagaiaman tanggapan ITS? Rektor Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA mengatakan, kegiatan stadium generale yang memang
dilaksanakan pada masa-masa kampanye ini bertujuan untuk membekali para sivitas akademika ITS didalam memahami politik secara lebih luas. "Kami memang tidak
hendak membicarakan politik praktis, tapi kami ingin mengambil peran pada politik yang lebih luas lagi, tidak sekadar politik praktis. Itu sebabnya kami mengundang orang-orang netral yang punya wawasan luas
tentang politik dan juga punya kompetensi di bidang itu," katanya.

Dalam waktu dekat, kata Nuh menambahkan, ITS juga akan mengundang pakar di bidang ekonomi, Hermawan Kertajaya. "Ini dilakukan untuk mengimbangi suasana kampanye di luar yang kental dengan situasi politik
praktis, sementara ITS akan berbicara pada hal-hal yang jauh lebih strategis dan berpijak pada persoalan politik dalam makna yang lebih luas," katanya.(Humas–ITS, 18 Maret 2004)

Berita Terkait