ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Baru Kristiono Calonkan Diri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SURABAYA
"Saat ini hanya Kristino sudah menyatakan siap. Sedangkan kandidat lain belum," ujar Sekjen IKA ITS Dr Ir Ahmad Jazidie M.Eng, Menurut Jazidie, Kristiono yang dirut Telkom itu juga sudah membuat program kerjanya bila terpilih menjadi ketua umum IKA ITS. Sayangnya, Jazidie tidak bersedia menjelaskan program kerja alumni teknik elektro itu.

Kandidat lain Ir Muchayat (alumni teknik kimia) juga pernah menyatakan bersedia memimpin IKA ITS. Namun, sampai tadi malam dia belum berani terang-terangan mengumumkannya pencalonannya secara resmi.

Muchayat bakal mundur dari pencalonan? Entahlah. Ketika dihubungi melalui telepon kemarin, Muchayat terkesan mengelak soal pencalonannya. "Kita lihat saja besok (hari ini). Siapa yang mencalonkan saya nanti. Yang berhak mencalonkan saya adalah majelis," terangnya.

Berdasarkan sebuah sumber, Muchayat dipastikan terus maju mencalonkan diri. Bahkan, dia telah menyiapkan tim sukses untuk memenangkannya. Kandidat lain yang bakal meramaikan pemilihan IKA ITS adalah Sekjen PDIP Ir Sutjipto (alumni teknik sipil).

Para kandidat itu akan memperebutkan 312 suara dari cabang, alumnus, senat dan guru besar. Yaitu, dari utusan cabang 133 suara, senat ITS 42 suara, alumni yang bisa dipercaya masyarakat 58 suara dan guru besar 18 suara. Perebutan suara tersebut akan berlangsung seru. Pasalnya, jatah suara tersebut masih menjadi gonjang-ganjing di antara anggota majelis.

Bahkan, sumber yang juga tim sukses Kristiono menuding tidak ada transparansi dalam penentuan jatah jumlah suara. Misalnya, jatah untuk suara alumni yang bisa dipercaya masyarakat (pejabat). "Ada kriteria nama-nama yang seharusnya tidak lagi bisa dipercaya masyarakat. Seperti Adi Satria mantan Dirut SCTV, dan Anton yang juga mantan Dirut ANTV. Mereka kan sudah lengser, berarti bukan pejabat lagi," protesnya.

Selain itu, penentuannya hanya ditentukan oleh pusat (Surabaya). Dari 58 jatah suara alumni yang bisa dipercaya, terbanyak dari Surabaya. Sedangkan dari Jabotabek hanya diberi jatah 18 suara. "Ini tidak adil," ujarnya. Sampai tadi malam, semua persoalan ini masih dibahas oleh anggota majelis. (her)

Berita Terkait