ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Arrozi bukan Amrozi (Calon Presiden BEM ITS Nomer Satu)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pemilu raya ITS tinggal menghitung hari, waktu kampanye lisan pun sudah habis. Tiga kandidat mulai menarik nafas, memikirkan hari penentuan. Fachruddin Arrozi sebagai kandidat nomor satu masih saja terlihat santai. Mungkin berbeda dengan dua kandidat lainnya yang masih sibuk terus melakukan konsolidasi.

Manusia berubah seiring waktu, setahun yang lalu tidak banyak yang mengenal Arrozi. Itu jelas, dikarenakan sosok pemuda ceria ini selalu saja dipanggil Fachruddin, bukan Arrozi. Walaupun lebih populer dengan nama Arrozi saat ini, namun ia secara tegas menolak disamakan dengan Amrozi, pelaku bom Bali. Walau diakui mereka berasal dari daerah yang sama.

Arrozi lahir dan besar di Lamongan. Walau menempuh pendidikan umum seperti anak-anak lainnya. Arrozi kecil juga menambahkan dirinya dengan pengetahuan keagamaan. Pada dua pondok pesantren di Lamongan setidaknya ia banyak belajar banyak nilai-nilai keislaman.

Dari visi, misi, dan program Arrozi jauh berbeda dengan kandidat lainnya. Jika kandidat lainnya mengusung tema kejayaan ormawa ITS, Arrozi lebih memilih pembenahan internal ormawa ITS itu sendiri.

"Banyak anak ITS beranggapan bahwa BEM tidak diperlukan keberadaannya," paparnya suatu waktu. Mungkin itulah yang menjadi niat Arrozi untuk merevitalisasi lembaga mahasiswa ini. Arrozi menginginkan BEM lebih berperan penting bagi mahasiswa ITS sendiri, yang notabene adalah anggota BEM. Dengan mengadakan berbagai kegiatan yang mengundang rasa simpatik arek ITS, diharapkan BEM itu berfungsi sebagai wadah aspirasi masyarakat ITS.

Tak ketinggalan, mantan Asisten Direktur KOPMA ini berharap BEM yang akan datang lebih peduli akan masyarakat sekitarnya. Pengalamannya dalam memberikan pelayanan bagi anak-anak pemulung menjadi salah satu alasan tingginya rasa simpati pada sesama. Baginya BEM di masa akan datang ialah BEM yang peduli akan mahasiswa ITS dan nasib masyarakat sekitarnya.

Menyoal buruknya kondisi kesekretariatan BEM ITS saat ini. Dengan mudah Arrozi memberikan petuah Jawa : Ajining rogo ono ing busana, ajining hati ono ing ucapan. Kemuliaan tubuh terlihat dari busana, kemuliaan hati terlihat dari ucapan. Ia berjanji jika terpilih nanti, perbaikan kesekretariatan akan menjadi perhatian utamanya.

Arrozi dan Amrozi bisa terlahir dan besar di daerah yang sama. Pun keduanya memiliki pengetahuan agama yang cukup mendalam. Namun Arrozi yang jelas punya keinginan riil untuk memperbaiki BEM saat ini. Bukan menghancurkan, seperti yang dilakukan Amrozi di daerah Kuta, Bali. (ryo/bch)

Berita Terkait