ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
15 Maret 2005, 12:03

Aceh Menunggu Kedatangan RIA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kerusakan yang ditimbulkan pasca bencana gempa bumi dan tsunami di NAD sungguh sangat luar biasa. Amuk alam itu telah meluluh lantakkan ribuan rumah penduduk hingga rata dengan tanah. Selain dari segi materi, bencana ini juga menimbulkan kerusakan mental korban bencana.

Keadaan itu digambarkan Ir Imam Prayogo dihadapan mahasiswa ITS yang mengikuti briefing relawan program Kerja Praktek (KP) rekonstruksi Aceh, kemarin (27/1). Dikatakannya, setelah melakukan kunjungan dan observasi ke NAD bersama Rektor ITS minggu lalu (23-24 Januari), kondisi Aceh saat ini telah memasuki tahap rehabilitasi. "Tahap emergency atau tanggap darurat di Aceh dapat dikatakan telah berlalu. Itu ditandai dengan terevakuasinya sebagian besar mayat korban bencana dan mulai tersambungnya jalan penghubung transportasi," Kata Imam.

Untuk itu, ditambahkannya, saat ini ITS bersiap untuk segera memberangkatkan relawan untuk merekonstruksi Aceh. "Pemberangkatan relawan untuk rekonstruksi ini sangat diperlukan mengingat berapapun jumlah uluran tangan disana masih sangat dibutuhkan. Dan, masyarakat Aceh sudah jenuh dengan janji-janji. Untuk itu ITS ingin mewujudkannya," Ujar Pembantu Dekan III FTSP ini.

Ditanya mengenai apa yang nanti dikerjakan mahasiswa disana, Imam menjawab banyak hal yang bisa dilakukan disana. Dikatakannya, ITS memang telah mempersiapkan bantuan rekonstruksi, berupa pembangunan rumah-rumah knockdown. Rumah knockdown atau yang lebih dikenal dengan Rumah ITS-Aceh (RIA) ini pembangunannya dibiayai oleh dana sumbangan yang berhasil dikumpulkan Pemprov Jatim. Sedangkan tenaga untuk mendirikannya adalah dari TNI batalyon Zeni Tempur Brawijaya dan sukarelawan ITS sendiri.

Sementara itu, mengenai fasilitas yang disediakan ITS untuk relawan yang akan berangkat. Dijelaskan Imam, ITS menyediakan fasilitas selama pelaksanaan dan fasilitas akademis. Untuk fasilitas selama pelaksanaan program ini ITS menyediakan transportasi, tim kesehatan, vaksinasi, uang saku dan perlengkapan untuk bekerja disana. Selain itu, agar kinerja mahasiswa disana lebih efektif, ITS juga membekali relawan dengan ilmu kemiliteran dan pelatihan pembangunan rumah knockdown yang rencananya dilaksanakan hari ini dan besok (28-29/1). Untuk fasilitas akademis, relawan yang diberangkatkan akan terbebas dari absen kuliah. Dan untuk keinginan relawan mengkonversikan kegiatan selama di Aceh menjadi Kerja Praktek, diperbolehkan dengan membuat laporan tertulis.

Satu Langkah Lebih Depan buat ITS
Program relawan Aceh ini sebenarnya bukan merupakan bantuan yang pertama kali diberikan ITS kepada korban di Aceh. Sebelumnya, ITS telah melakukan kebijakan pembebasan SPP kepada mahasiswa asal Aceh dan memberikan dana bantuan melalui Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF).

"ITS kini telah satu langkah ke depan dalam memberikan bantuan untuk Aceh," demikian dikatakan Rendra Sanjaya Presiden BEM ITS di sela-sela briefing relawan kemarin. Mengenai prestasi tersebut, dijelaskannya, di tengah maraknya bantuan yang didatangkan ke Aceh, ITS adalah Perguruan Tinggi Negeri yang pertama kali mengirimkan bantuan rehabilitasi secara langsung.

Prestasi tersebut dibenarkan oleh Ir Imam Prayogo dan disertai tepuk tangan hadirin. Dikatakan Imam, selama kunjungannya ke Aceh nama ITS sangat terkenal dengan desain Rumah Knockdown-nya. "Setiap kita masuk ke ruang instansi disana, selalu ditanyakan kapan rumah itu dibangun. Ya, masyarakat Aceh memang sangat menantikannya," kenang pria yang juga staf pengajar di program studi DIII Teknik Sipil ini.

Ditambahkannya, setelah bantuan tahap rehabilitasi ini ITS akan memberikan bantuan akademis di Aceh. "Setelah ini kita akan membantu menghidupkan kembali sistem akademis di Universitas Syiah Kuala yang juga tak luput dari tsunami," ujarnya.(asa/sep)

Berita Terkait