Detail Portofolio

I-Nose, Deteksi Covid dari Bau Keringat

i-nose merupakan salah satu alat yang dikembangkan untuk screening Covid-19. Alat ini menggunalkan hasil deteksi bau keringat ketiak (axillary sweat odor) untuk membedakan penderita Covid. Hasil deteksi bau diproses dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Pengoperasian I-Nose C-19 sederhana dalam implementasinya, hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar. Proses sampling, prosesing hingga  penampilan hasil terintegrasi dalam satu alat. I-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), dimana e-KTP tinggal ditempelkan pada pada alat ini dan data akan terekam. Data objek yang diperoleh disimpan didalam alat maupun dalam bentuk cloud sehingga dapat terintegrasi dengan pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium dan kepentingan publik. Dalam pendekatan ekonomi, biaya produksi alat ini cukup ekonomis dan saat ini dalam proses uji klinis dan pengurusan ijin edar. I-Nose menjadi alternatif teknologi screening yang mudah, cepat dan murah dalam diimplementasikan.

Peneliti : Riyanarto Sarno

STETHO-PHONE© : Low-Cost IoT Based Stethoscope

Masalah dan Solusi : Banyaknya kasus tenaga medis di Indonesia yang juga terinfeksi COVID-19 dalam menjalankan tugasnya dan meninggal dunia. Diperlukan teknologi telehealth (penanganan kesehatan jarak jauh) untuk mengurangi kontak langsung antara tenaga kesehatan untuk menjaga performa penanganan pasien, tanpa menurunkan kualitas diagnosis dan perawatan.

Prinsip Kerja : stetoskop secara prinsip merupakan mikrofon yang berfungsi menangkap gelombang suara yang ditimbulkan oleh aliran udara dalam paru dan juta denyut jantung pada rongga dada. Stetho-phone© merupakan dimodifikasi berbentuk stetoskop yang dicetak menggunakan 3D printer. Keunggulan Stetho-phone© terletak pada akurasi dari 3D model dan diafragma sehingga memiliki karakteristik akustik yang lebih baik dari pada yang tersedia di pasar. Dengan memanfaatkan smartphone sebagai pengganti microcontroller, Stetho-phone© terkoneksi dengan moda Bluetooth yang lazim dimiliki telepon genggam. Dengan perangkat lunak yang didesain yang tersedia secara gratis, akan memudahkan pemeriksaan mandiri. Data tersebut dengan mudah terkoneksi dengan layanan daring di awan sehingga dapat diakses secara waktu nyata oleh tenaga Kesehatan yang diberi kewenangan akses.

Dalam perangkat lunak, selain terdapat komponen penyimpan dan pengunggah data ke layanan awan, juga terdapat pengolahan sinyal untuk menghilangkan bunyi latar (background noises) sehingga pengguna dapat leluasa menggunakan di sembarang tempat. Pengguna juga dengan mudah membawa unit Stetho-phone© dan dapat dimasukkan ke dalam saku (tanpa headphones). Data akan otomatis disimpan pada memori perangkat telepon pintar sehingga pengguna dapat mengunggah pada waktu yang diinginkan atau otomatis langsung terunggah di awan, serta fitur lain seperti menghapus data atau menjadwalkan konsultasi ke tenaga kesehatan.

Peneliti : Irwansyah, Dhany Arifianto

VIBIO© : Terapi Mandiri Balita Terlambat Wicara (Delayed Speech)

Masalah dan Solusi : World Health Organization (WHO) pada World Hearing Day di tahun 2020 terdapat 466 juta penduduk dunia yang mengalami gangguan pendengaran dan 34 juta diantaranya adalah anak-anak. Gangguan pendengaran ini biasanya mempengaruhi perkembangan kemampuan berbicara pada anak sehingga menjadi terlambat. Tenaga speech therapist untuk membantu terapi pasien terlambat bicara (delayed speech) hanya terbatas dimiliki oleh kota-kota besar sehingga sangat menyulitkan pasien berobat di tengah pandemi COVID-19. Teknik sintesis ucapan Bahasa Indonesia yang dikembangkan secara audiovisual agar dapat menunjukkan hasil sintesis yang lebih baik dan natural. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat bantu terapi wicara audiovisual (VIBIO) bagi komunitas anak berkebutuhan khusus terlambat bicara (delayed speech) dalam bentuk perangkat lunak dan keras sehingga dapat meningkatkan pelayanan telemedicine kepada pasien secara daring.

Prinsip Kerja : Teknik terbaru sintesis ucapan yang dikembangkan oleh Anggrayni dan Arifianto (JASA, 2019), yaitu segmentasi dan labeling secara manual telah menunjukkan hasil sintesis yang natural sehingga dapat dijadikan sebagai teknik pengolahan sinyal suara di perangkat lunak dan keras VIBIO©

Pada perangkat Vibio© terdapat perangkat untuk mengolah suara dan menampilkan video gerak bibir ujaran tertentu. Orang tua atau putra/putri yang terlambat bicara dapat berlatih secara mandiri dan juga didampingi orang tua di rumah. Pada software Vibio© dilengkapi modul untuk mengenali ucapan sehingga jika benar atau salah akan muncul nilai sehingga perlu ujaran tersebut perlu diulangi atau tidak. Penilaian dengan skala penilaian 1 – 5, dimana 5 merupakan penilaian “Sangat Baik”, hingga 1 merupakan penilaian “Sangat Kurang”. Jika masih kurang, maka rekaman latihan dapat dikirimkan ke perawat/speech therapist untuk memberikan saran dan kritik terhadap perangkat lunak yang divalidasi.

elBicare Cough Analyzer: Pendeteksi Penyakit Lewat Batuk / Suara Paru-Paru

Alat Ini mampu mendeteksi penderita penyakit pernafasan termasuk batuk biasa, batuk akibat tuberkolosis (TBC), bronkitis maupun COVID-19 tanpa harus melakukan kontak langsung dengan pasien. Prinsip kerja alat ini adalah menangkap suara disekitar alat melalui mikrofon bersensor tipis dan kecil. Daya jangkau tangkapan suara alat ini hingga 10 meter. Suara yang masuk selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan frekwensi, amplitudo dan komponen harmonik suara. Hasil pengelompokan ini dianalisia, apakah termasuk suara batuk atau bukan oleh algoritma pada prosesor alat. Suara batuk akan diklasifikasikan lagi ke dalam dua kategori, sederhanan yaitu batuk yang terindikasi COVID-19 dan non-COVID-19.
Hasil analisis penyebab batuk akan tersimpan dan terintegrasi otomatis didalam alat dan dapat dipindahkan ke perangkat lain melalui internet. Alat ini juga termasuk tahan untuk pemakaian jangka panajang karena dapat bertahan selama 20 jam.

VECTOR FRN Alpha : Frangible Bullet

Masalah dan solusi : Amunisi frangible adalah alternatif amunisi yang memiliki kemampuan untuk hancur menjadi serpihan – serpihan kecil ketika menumbuk benda keras. Penggunaan amunisi jenis ini mampu mengurangi kemungkinan ricochet atau pantulan acak proyektil yang dapat berakibat fatal bagi penembak maupun lingkungan sekitarnya. Proyektil jenis ini telah digunakan dan diproduksi secara luas di dunia internasional namun di Indonesia, proyektil jenis ini masih belum dapat diproduksi. Pengembangan amunisi frangible di Indonesia telah dilakukan sejak 2009 oleh Workshop Hankam Lab Fisika Material Departemen Teknik Material, Puslit IoTTP di bawah DRPM dan DIKST ITS bersama Divisi Pengembangan Proses dan Produk PT Pindad.

Prinsip Kerja/Metodologi : VECTOR FRN @ALPHA Frangible Bullet dibuat dengan proses metalurgi serbuk dengan tahapan pencampuran bahan, penekanan dan perlakuan panas.

Peneliti : Widyastuti, Bambang Pramujati, Denny Lesmana, Hosta Ardhyananta, Budi Agung K, Julendra B. Ariateja,Sugiarto PW, Iyando Adityawan, Afrizal AP,Adhy Prihatmiko, Ninik Safrida

Buku Puslit IoTTP: Pembangunan Kekuatan Minimum Komponen Utama Pertahanan Negara di Era New Normal

Diinisiasi oleh Dr. Widiastuti sebagai bagian dari Puslit IoTTP, disusun sebuah buku dengan pembahasan terkait dengan sistem dan teknologi pertahanan. Buku ini berisi pembahasan terkait dengan pembangunan sistem pertahanan nasional di era pasca pandemi Covid-19, atau yang lebih dikenal dengan istilah new normal.

Editor: Dr. Widiastuti