News

Pengabdian Masyarakat Literasi Potensi Tradisi Lebaran Ketupat/Kupatan Durenan Trenggalek

Sel, 02 Des 2025
9:58 am
Informasi
Share :
Oleh : evilia   |

Desa Durenan, Kecamatan Durenan berada di wilayah Kabupaten Trenggalek Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung di ujung Timur dan Selatan. Desa ini memiliki tradisi dan budaya yang unik terkait lebaran Idul Fitri. Yakni berbeda dengan daerah lain yang pada umunnya merayakan dan silaturahim hari raya lebaran Idul Fitri pada minggu awal bulan syawal, tetapi derah ini memiliki lebaran tersendiri berupa lebaran ketupat atau kupatan. Di Desa Durenan, tradisi kupatan digelar pada hari kedelapan lebaran setelah menjalankan puasa sunnah syawal selama enam hari. Tradisi ini berisi aktifitas silaturahmi kepada tokoh ulama/agama setempat, silaturahim masyarakat luar kepada masyarakat Durenan dengan hidangan makan ketupat bersama, dan kegiatan kirap atau arak-arakan tumpeng ketupat. Tradisi yang menjadi warisan ini telah berjalan sejak tahun 1800-an atau 2 abad lebih. Penggagas tradisi kupatan di Desa Durenan ialah KH Imam Mahyin pengasuh Pondok Pesantren Babul Ulum. Pesantren ini menyimpan historis panjang peradaban Islam abad ke-16 didaerah sekitar Durenan Sekarang. Tradisi Lebaran Ketupat pada awalnya hanya terpusat di Desa Durenan, khususnya Pondok Pesantren Babul Ulum. Saat ini telah menyebar ke wilayah sekitar Kecamatan Durenan dan diadopsi beberapa wilayah dianatranya di Tulungagung maupun Kota Trenggaelek sendiri. Tradisi Lebaran Ketupat Durenan sudah ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan sebagai WARISAN BUDAYA TAKBENDA INDONESIA  dengan Nomor : 2171/Dit.PK/Sertifikat/2024 pada tanggal 16 November 2024.

Foto Penetapan Kementerrian Kebudayaan Tradisi Kupatan Sebagai Warisan Budaya Takbenda

Foto Penetapan Kementerrian Kebudayaan Tradisi Kupatan Sebagai Warisan Budaya Takbenda

Namun informasi dan dokumentasi tradisi lebaran ketupat belum tersusun dengan baik dalam literasi buku atau dokumentasi tertulis lainnya. Sehingga potensi budaya ini perlu dilestarikan melalui peyusunan buku yang membahas lengkap tradisi ini. Harapannya tradisi budaya ini diketahui khalayak, terus lestari dan berkembang lebih luas dapat berpotensi menjadi wisata religi-budaya yang makin populer. Apabila terwujud wisata budaya desa, maka akan memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa melalui berbagai sektor, seperti akomodasi, kuliner, kerajinan tangan, event budaya dan wisata religi.

Oleh karena itu tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang beranggotakan dosen Departemen Aktuaria dengan ketua Imam Safawi Ahmad dan dibantu 12 mahasiswa dalam tim KKN Mahasiswa Aktuaria melakukan pengabdian untuk membantu mengenalkan tradisi Kupatan melalui penyusunan buku literasi.  Dalam proses penyusunan buku literasi tradisi lebaran ketupat Durenan, selain dengan metode studi literatur, yang juga pokok adalah penggalian informasi secara langsung (primer) kepada pihak-pihak terkait. Tokoh ulama/agama Pondok Pesantren Babul Ulum, perangkat Desa, elemen panitia kegiatan kirab gunungan ketupat dan masyarakat.

Foto Bersama KH. Abdul Fatah Muin, Pengasuh Ponpes Babul Ulum, Sekaligus Generasi ke-4 Mbah Mesir

Foto Bersama KH. Abdul Fatah Muin, Pengasuh Ponpes Babul Ulum, Sekaligus Generasi ke-4 Mbah Mesir

Proses penggalian dilaksanakan tanggal 1 November 2025  dengan melakukan In Depth Interview. Tokoh kuncinya adalah Pengasuh Ponpes Babul Ulum, yakni KH. Abdul Fatah Muin dan KH. Muhammad Yunus Fudel (Gus Yunus). Beliau berdua menceritakan sejarah dan makna lebaran ketupat sebagai syiar agama, nguri-nguri nilai ajaran agaman membiasakan puasa 6 hari setelah lebaran (Syawalan), makna filosofis  terkandung dalam kupat dalam kaitannya dengan tradisi silaturahim dan harapan besar untuk terus menjadi budaya yang psotif sebagai bagian dari syiar. Tidak ketinggah Kyai Fatah menceritakan sejarah berdirinya Pondok Babul Ulum sebagai pondok tertua di Trenggelek, bahkan di Jawa Timur yang tidak lepas dari tokoh sentral Kyai Mesir yang populer disebut dengan Mbah Mesir. Pihak Pemerintah Desa juga terus memberikan dukungan terhadap tradisi Kupatan ini, sebagai kegiatan rutin dalam program kerja dan berusaha untuk terus dikembangkan kegiatannya, sebagaimana yang disampaikan Kepala Desa Bapak Imam Syafi’i, S.E., S.Pd. Harapan beliau tradisi ini bisa menjadi program wisata religi yang nanti dapat dikembangkan lebih jauh untuk tidak hanya sebagai moment keagamaan, dan memperkokoh gotong royong, tapi juga dapat bernilai ekonomis yang bermanfaat bagi masyarakat Durenan.

Foto Persama Kepala Desa Durenan Bapak Imam Syafii, S.E., S.Pd

Foto Persama Kepala Desa Durenan Bapak Imam Syafii, S.E., S.Pd

Latest News

  • Pengabdian Masyarakat Literasi Potensi Tradisi Lebaran Ketupat/Kupatan Durenan Trenggalek

    Desa Durenan, Kecamatan Durenan berada di wilayah Kabupaten Trenggalek Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung di ujung Timur dan Selatan.

    02 Des 2025
  • Dosen ITS dan Universitas Islam Jember Tingkatkan Literasi Keuangan Purna Tugas, Tekankan Peran Aktuaria dalam Mengelola Risiko Finansial

    Jember – Departemen Aktuaria Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerja sama dengan Universitas Islam Jember melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat

    19 Nov 2025
  • Departemen Aktuaria ITS Gandeng BPJS Kesehatan, Kupas Tuntas Penerapan Ilmu Aktuaria di Jaminan Sosial

    ITS, Aktuaria News – Sebagai wujud nyata implementasi kerja sama strategis, Departemen Aktuaria Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama

    10 Okt 2025